Lagi, Koalisi Saudi Langgar Gencatan Senjata

Sana’a, Purna Warta Sumber berita melaporkan pada Senin pagi (25/4) bahwa koalisi Saudi terus melanggar gencatan senjata di Yaman.

Menurut laporan Al-Masirah, sumber-sumber militer di Yaman melaporkan bahwa pasukan koalisi Saudi melanggar gencatan senjata di al-Hudaidah sebanyak 43 kali dalam beberapa jam terakhir dengan serangan artileri dan roket.

Baca Juga : Koalisi Tidak Serius Dalam Perdamaian

Sementara, sekitar tiga minggu lalu, utusan PBB untuk Yaman mengumumkan dimulainya gencatan senjata.

Dalam hal ini, Menteri Transportasi Yaman Amer Al-Marani mengatakan pada Minggu malam (24/4) bahwa dalam tiga minggu terakhir sejak dimulainya gencatan senjata di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, tidak ada hal signifikan dari gencatan senjata ini yang tercapai.

Dia menambahkan bahwa PBB adalah mitra kejahatan koalisi Saudi dalam mencegah kapal memasuki pelabuhan Yaman dan melakukan penerbangan dan gagal mengimplementasikan apa yang telah disepakati.

Baca Juga : Penerbangan Pertama Bandara Sana’a telah Ditunda setelah 6 Tahun Ditutup

Menurut perjanjian gencatan senjata baru-baru ini antara Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman di Sana’a dan koalisi agresor Saudi, dibawah pengawasan PBB, 18 kapal pengangkut bahan bakar harus diizinkan memasuki pelabuhan Al-Hudaidah dan mengizinkan dua penerbangan dalam seminggu dari dan ke Bandara Internasional Sana’a.

Sebelumnya, Raed Talib Jabal, wakil kepala Badan Meteorologi dan Penerbangan Sipil Yaman, mengatakan bahwa koalisi agresor telah menolak untuk mengizinkan pendaratan maskapai Yaman, yang dijadwalkan mendarat di bandara internasional Sana’a pada hari Minggu (24/4).

Organisasi Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Yaman juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengutuk keras larangan penerbangan pertama ke Bandara Internasional Sana’a, yang dijadwalkan pada hari Minggu (24/4).

Baca Juga : Yaman Bebaskan 42 Tahanan Anggota Koalisi Saudi

Arab Saudi melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman, negara Arab termiskin, sejak 26 Maret 2015, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, dengan bantuan dan dukungan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.

Bertentangan dengan harapan Saudi, serangan mereka menghantam perisai kokoh kubu perlawanan rakyat Yaman, dan setelah tujuh tahun pertahanan dan serangan balasan Yaman yang menyakitkan jauh ke dalam wilayah Saudi, khususnya fasilitas Aramco, Riyadh terpaksa menerima gencatan senjata dengan harapan dapat keluar dari rawa perang Yaman.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *