Lagi, Koalisi Saudi Hentikan Sebuah Kapal Minyak Yang Menuju Yaman

Lagi, Koalisi Saudi Hentikan Sebuah Kapal Minyak Yang Menuju Yaman

Sana’a, Purna Warta Perusahaan Minyak Nasional Yaman mengumumkan penyitaan sebuah kapal yang membawa bahan bakar diesel sebelum mencapai Yaman oleh koalisi Saudi.

Perusahaan Minyak Nasional Yaman pada Kamis malam (24/11) mengumumkan bahwa koalisi Saudi menyita sebuah kapal yang membawa bahan bakar minyak sebelum mencapai pelabuhan Al-Hudaidah.

Baca Juga : Penasihat Bashar Assad: Insiden-Insiden di Iran adalah Bagian dari Rencana Melawan Poros Perlawanan

Menurut situs jaringan berita Al-Masirah, Essam Mutawakkil, juru bicara resmi Perusahaan Minyak Yaman, mengatakan bahwa kapal bernama Primorye ini disita oleh koalisi agresor Saudi meskipun para ahli PBB di Djibouti telah melakukan pemeriksaan dan memberikan izin.

Menurutnya, angkatan laut koalisi Saudi telah memindahkan kapal pengangkut bahan bakar ini ke pelabuhan Saudi.

Essam Mutawakkel juga mengatakan bahwa koalisi agresor Saudi dan PBB bertanggung jawab penuh atas dampak kemanusiaan dan ekonomi dari pembajakan kapal bahan bakar yang terus berlanjut di Yaman. Dan dengan penyitaan kapal yang membawa bahan bakar hari ini (Kamis, 24 November), jumlah kapal yang disita oleh Saudi mencapai dua buah kapal.

Perusahaan Minyak Nasional Yaman juga mengumumkan pada 15 November lalu bahwa koalisi agresor AS-Saudi menyita sebuah kapal yang membawa bensin dan tidak mengizinkannya memasuki pelabuhan Al-Hudaidah di pantai barat Yaman.

Menurut kesepakatan antara Sana’a dan koalisi Saudi dengan PBB, yang dicapai di Stockholm, Swedia pada tahun 2018 (Perjanjian Swedia), kapal yang membawa bahan makanan atau bahan bakar diizinkan memasuki pelabuhan Al-Hudaidah dengan syarat telah diperiksa. Namun dalam banyak kasus, koalisi Saudi menghalangi dan mencoba memeras kebutuhan sehari-hari rakyat Yaman.

Menurut media Yaman, selama bulan Agustus dan September, koalisi Saudi menyita 13 kapal yang membawa bahan bakar Yaman meskipun ada pemeriksaan dan izin dari PBB.

Baca Juga : Sana’a: Semua Pelabuhan Berada dalam Jangkauan Kami

Mahdi al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, sebelumnya telah memperingatkan koalisi Saudi tentang penyitaan terus-menerus terhadap kapal yang membawa bahan bakar, yang jelas merupakan pelanggaran gencatan senjata.

Menteri Pertahanan Yaman juga menekankan bahwa angkatan bersenjata Yaman sepenuhnya siap untuk melaksanakan setiap keputusan kepala Dewan Politik Tertinggi negara ini.

Arab Saudi, bersama dengan UEA, Bahrain, Sudan, Mesir dan Kuwait, memulai agresinya terhadap Yaman pada 25 Maret 2015 dengan membentuk apa yang disebut koalisi Arab, tetapi setelah hampir tujuh tahun agresi brutal ini, sekutu Saudi lainnya menarik diri dari koalisi ini.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *