Sana’a, Purna Warta – Kunjungan Yahya Saree di wilayah perbatasan menjadi simbol meningkatnya gerakan perlawanan Yaman dan pertanda bahwa Saudi beserta koalisi dan intelijennya sudah melemah dalam invasinya ke Yaman.
Koalisi agresor Saudi menghadapi kejutan besar. Hal ini dikarenakan bahwa mereka sebelumnya telah berjanji untuk menaklukkan Yaman dalam beberapa hari pertama agresi. Namun tahun demi tahun berlalu dan sekarang Saudi dan koalisinya malah berada di garis bidik tentara Yaman dan komite populer.
Baca Juga : Al-Houthi: Zionis Akan Menghadapi Lebih Banyak Kekalahan
Yahya Saree, Seorang juru bicara angkatan bersenjata Yaman, memenuhi janjinya pada tahun ketujuh invasi Saudi dengan melancarkan serangan berat yang belum pernah dialami sebelumnya oleh rezim tersebut.
Yahya Saree pada 4 Syawal, Minggu (16/5), mengunjungi tentara penjaga perbatasan dan komite rakyat di garis depan di kedalaman wilayah Saudi di front Jizan. Beberapa waktu sebelumnya, resistensi Yaman telah melanuncurkan serangan drone yang setelah menargetkan area militer beserta area vital di pusat Arab Saudi termasuk Aramco, Bandara Internasional Abha dan Bandara Najran, dan Pangkalan Udara Khalid di Khamish Mushait di Arab Saudi selatan.
Kunjungan ini menjelaskan secara gamblang perkembangan baru, kekuatan dan kesiapan tentara dan militer Yaman. Brigadir Jenderal Yahya Saree melakukan kunjungan dengan keamanan lengkap, yang otomatis menunjukkan bahwa intelijen Saudi mulai melemah dan mendominasinya pasukan Yaman.
Dan jika kita berasumsi bahwa Saudi mengetahui tentang hal itu, maka hal ini akan menjadi bukti ketidakmampuan Saudi untuk melakukan serangan terhadap militer Yaman. Dan tentunya, melancarkan serangan terhadap konvoy tersebu dapat berakibat fatal dan Saudi harus membayar mahal atas aksinya itu.
Baca Juga : Yaman Peringatkan Koalisi Saudi Hentikan Agresi & Pengepungan
Brigjen Yahya Sari mengumumkan kunjungannya melalui video di media-media sosial dan menjelaskan, “Dalam kunjungan hari raya ke para pejuang dan tentara serta komite populer di front Jizan, kami menyampaikan salam dari Panglima Revolusi dan Ketua Dewan Politik dan Menteri Pertahanan dan Panglima Staf Angkatan Darat. Dan kami juga menyampaikan salam dari rakyat Yaman yang sabar dan para pejuang Yaman.
Dia menekankan, “Dengan rahmat Allah dan istiqomah para pejuang Yaman, tahun ini adalah tahun kemenangan Kita di garis depan dan perbatasan.”
Kunjungan dan serangan ke pusat Saudi ini menunjukkan kekuatan dan iman tentara Yaman dan komite rakyat.
Blokade yang berkelanjutan, mengalirnya pasokan senjata AS ke Arab Saudi, ketidakmauan untuk mempertanggungjawabkan kejahatan, dan sanksi terhadap para delegasi dan para tokoh Yaman, semua itu tidak dapat mampu melemahkan tekad rakyat dan militer Yaman.
Yaman memberikan pembelaan diri dan reaksi yang legal terhadap eskalasi agresi koalisi Saudi dan pengepungan yang tidak manusiawi itu.
Yaman telah berulang kali mengatakan, dan baru-baru ini Mohammad Ali al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, berjanji kepada agresor Saudi bahwa jika agresi dan pengepungan terhadap Yaman terus berlanjut, mereka akan menargetkan wilayah yang tidak pernah dibayangkan oleh koalisi Saudi.
Serangan ke dalam Arab Saudi membuktikan bahwa hal itu adalah jalan terbaik dalam menghadapi aliran persenjataan Emirat dan Saudi yang didukung AS dan Barat, yang digunakan untuk membunuh rakyat Yaman di depan mata PBB dan publik Internasional, yang anehnya, tidak ada gerakan internasional pun yang memprotes invasi ini.
Oleh karena itu, Arab Saudi tidak memiliki alasan untuk terus mengabaikan realita lapangan dan kemenangan konkret tentara Yaman.
Arab Saudi tidak dapat melindungi langit dan perbatasannya meskipun jutaan dolar terus digelontorkan kepada Barat untuk membeli persenjataan. Hal itu telah menunjukkan kegagalannya melawan kekuatan tentara Yaman.
Baca Juga : Yaman Tembak Jatuh Pesawat Mata-Mata Koalisi Saudi
Putra Mahkota Saudi juga harus tahu bahwa ia tidak memiliki kekuatan untuk terus melanjutkan perang. Mohammad bin Salman sudah seharusnya mengakhiri pengepungan dan perang terhadap Yaman atau ia harus bersiap menanggung kerugian besar yang menelan banyak korban.
Tentara Yaman dan komite rakyat tentunya tidak akan tawar-menawar atas hak-hak hukum dan tanah mereka.
Abdul Malik al-Houthi, komandan gerakan Ansarullah di awal tahun ketujuh agresi, mengatakan bahwa Yaman bersiap untuk berdamai dengan Saudi dalam sebuah kesepakatan yang tentunya tidak merugikan bangsa Yaman.