Kunjungan Al-Alimi ke UEA Bersamaan dengan Kemunduran Gencatan Senjata

Kunjungan Al-Alimi ke UEA Bersamaan dengan Kemunduran Gencatan Senjata

Sana’a, Purna Warta Rashad Al-Alimi, kepala Dewan Kepemimpinan Kepresidenan Yaman, mengunjungi UEA pada hari Sabtu (30/4).

Ansarullah percaya gencatan senjata yang diumumkan PBB telah menjadi kemunduran bagi upaya untuk mencapai perdamaian dalam perang Yaman.

Baca Juga : Pengangkatan Ali bin Mahmoud Menjadi Mayor Jenderal

Rashad Al-Alimi bertemu dengan Mohammed bin Zayed Putra Mahkota Abu Dhabi selama kunjungannya ke UEA.

Kunjungan kepala Dewan Kepresidenan Yaman ke UEA terjadi pada saat gencatan senjata Yaman terus-menerus dilanggar oleh koalisi agresor Saudi-Emirat.

Abdul Malik al-Ajri, anggota tim perunding Sana’a untuk pembicaraan damai Yaman, hari Minggu ini (1/5) mengatakan bahwa negara-negara anggota koalisi agresor Saudi menghancurkan peluang perdamaian di Yaman dengan itikad buruk mereka.

Menurut Al-Masirah, Abdul Malik al-Ajri, anggota tim negosiasi Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, mengatakan: Setiap hari yang berlalu dari usia gencatan senjata yang diumumkan oleh PBB, jendela dari jendela-jendela perdamaian semakin tertutup.

Baca Juga : 3 Tentara Suriah Terluka di Aleppo dan Latakia

Perwakilan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grandberg mengumumkan gencatan senjata dua bulan di Yaman pada hari Sabtu (2/4).

Perwakilan Khusus PBB untuk Yaman mengatakan bahwa tujuan dari gencatan senjata ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada rakyat Yaman untuk menyingkirkan kekerasan, penderitaan dan, yang paling penting, untuk menciptakan harapan untuk mengakhiri konflik ini!

Grandberg melanjutkan, Selama dua bulan ini, saya bermaksud untuk meningkatkan kerja sama saya dengan para pihak dengan tujuan mencapai gencatan senjata permanen, menangani langkah-langkah ekonomi dan kemanusiaan segera, dan melanjutkan proses politik.

Sementara para pejabat Ansarullah mengatakan bahwa sebulan setelah gencatan senjata diumumkan, tidak ada kemajuan yang dibuat pada ketentuan terpenting dari perjanjian gencatan senjata tersebut, yaitu pembukaan kembali Bandara Internasional Sana’a.

Baca Juga : Tentara Bayaran Koalisi Agresor Halangi Terobosan dalam Berkas Tahanan

Mohammed Abdul Salam, juru bicara gerakan Ansarullah Yaman, baru-baru ini mentweet bahwa bulan pertama perjanjian gencatan senjata kemanusiaan di Yaman telah berakhir tanpa kemajuan pada ketentuan utamanya, yaitu pembukaan kembali Bandara Internasional Sana’a.

Pada tanggal 26 Maret 2015, Arab Saudi melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman, negara Arab termiskin, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, dengan bantuan dan lampu hijau dari Amerika Serikat dan dukungan dari rezim Zionis Israel.

Bertentangan dengan harapan Saudi, serangan mereka menghantam perisai kokoh kubu perlawanan rakyat Yaman, dan setelah tujuh tahun pertahanan dan setelah serangan Yaman yang menyakitkan jauh ke dalam wilayah Saudi, terutama fasilitas Aramco, Riyadh terpaksa menerima gencatan senjata dengan harapan dapat keluar dari rawa perang Yaman.

Baca Juga : Pejabat Yaman: Koalisi Saudi Abaikan Peluang untuk Perdamaian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *