Al Hudaidah, Purna Warta – Seorang juru bicara resmi Perusahaan Minyak Yaman mengatakan bahwa krisis bahan bakar di Sana’a mulai mereda setelah dua tahun pengepungan yang ketat.
Issam al-Mutawakil, juru bicara resmi Perusahaan Minyak Yaman, mengatakan pada konferensi pers bahwa Krisis bahan bakar di negara itu mulai mereda setelah pengepungan ketat selama dua tahun.
Baca Juga : Perundingan Utusan PBB dengan Delegasi Ansarullah di Oman
Menurut situs berita Al-Masira, Al-Mutawakil berkata: Menurut Perusahaan Minyak Yaman, stabilitas pasokan di zona bebas telah dimulai.
Juru bicara Perusahaan Minyak Yaman menambahkan: Kami menyaksikan situasi pasokan yang stabil setelah dua tahun menderita karena eskalasi pembajakan oleh koalisi agresor Saudi terhadap kapal-kapal pengangkut bahan bakar Yaman.
Al-Mutawakil menyampaikan: Harga setiap 20 liter bensin yang diimpor dari pelabuhan Al-Hudaidah (bagian barat negara Yaman) adalah 12.600 Rial Yaman (sekitar $50 atau Rp 718.412).
Baca Juga : Sana’a Bebaskan 40 Tentara Bayaran Musuh
Baru-baru ini, berdasarkan gencatan senjata dua bulan, beberapa kapal tanker minyak tiba di pelabuhan Al-Hudaidah, yang dikendalikan oleh pasukan Ansarullah Yaman. Gencatan senjata dilakukan antara pihak-pihak yang bertikai di Yaman di bawah naungan PBB dan dimulai sepuluh hari yang lalu.
Provinsi-provinsi di bawah kendali pasukan Ansarullah Yaman menyerap sebagian besar bahan bakar yang diimpor ke negara itu karena kepadatan penduduk yang tinggi di provinsi-provinsi tersebut.