Konspirasi Baru Koalisi Saudi akan Memutus Jaringan Al-Masirah

Konspirasi Baru Koalisi Saudi akan Memutus Jaringan Al-Masirah

Sana’a, Purna Warta Menteri Dalam Negeri Lebanon Bassam al-Mawlawi baru-baru ini menerima surat dari pemerintah Yaman yang mengundurkan diri untuk memutuskan siaran langsung jaringan Al-Masirah dan Al-Sahat.

Setelah menerima pesan dari Menteri Luar Negeri pemerintah Yaman yang mengundurkan diri (Pemerintahan Hadi), Menteri Dalam Negeri Lebanon mengeluarkan perintah untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk kemungkinan memutus dua jaringan Yaman.

Baca Juga : Kejahatan Terbaru Koalisi Saudi di Sa’dah

Menurut surat kabar Al-Akhbar pada Selasa malam, Menteri Dalam Negeri Libanon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia telah menerima pesan dari Menteri Luar Negeri Yaman yang telah mengundurkan diri, Ahmed Awad bin Mubarak, di mana Pesan tersebut mengacu pada apa yang disebut “tindakan bermusuhan dan menghasut Houthi dari wilayah Lebanon” dan dikatakan bahwa: Houthi melakukan tindakan permusuhan dan provokatif di tanah Lebanon melalui jaringan Al-Masirah dan Al-Sahat tanpa izin hukum.

Menteri Dalam Negeri Lebanon lebih lanjut menyatakan bahwa penyiaran jaringan Al-Masirah dan Al-Sahat dapat menghambat upaya resmi yang dilakukan untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Arab, dan itu merupakan serangan terhadap kedaulatan negara-negara tersebut dan tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional dan Pakta Liga Arab.

Bassam al-Mawlawi kemudian mengumumkan bahwa dia mengirim dua surat kepada Direktorat Jenderal Pasukan Keamanan Dalam Negeri di Lebanon, serta kepada Direktorat Jenderal Keamanan Publik di Lebanon, sehingga mereka dapat mengambil tindakan administratif, teknis dan hukum yang diperlukan setelah melakukan penyelidikan yang diperlukan dan mengumpulkan informasi tentang pembina dari dua jaringan tersebut dan juga operator mereka.

Baca Juga : Serangan Rudal Israel ke Quneitra, Suriah

Al-Mawlawi juga mengirim dua surat kepada Kementerian Media dan Komunikasi Lebanon, menyerukan langkah-langkah yang perlu diambil, terutama mengenai legalitas kegiatan jaringan-jaringan tersebut di Lebanon.

Pemerintah Yaman mengundurkan diri (pemerintahan Abdrabuh Mansour Hadi), didukung oleh Arab Saudi, telah menyerukan penutupan dua jaringan Yaman tersebut, yang mana dua jaringan itu menentang tindakan agresif koalisi Saudi di Yaman dan mengekspos kejahatan koalisi agresor Saudi di tanah Yaman.

Di sisi lain, Lebanon telah menanggapi secara positif pesan pemerintah Hadi, sementara hubungan Beirut dengan beberapa negara Arab di sepanjang Teluk Persia baru-baru ini tegang karena pernyataan salah satu menterinya. Dan hubungan perdagangan Beirut dengan negara-negara tersebut terancam, sehingga pemerintah Libanon berusaha mengembalikan hubungan tersebut menjadi normal dengan menanggapi secara positif tuntutan beberapa negara Arab di Teluk Persia.

Baca Juga : Tiga Warga Sipil Yaman Tewas dalam Serangan Koalisi Saudi

Ketegangan antara Lebanon dan negara-negara Teluk, khususnya Arab Saudi, dimulai ketika Menteri Informasi Lebanon yang mengundurkan diri, George Qardahi, menyerukan diakhirinya perang melawan Yaman dalam sebuah wawancara televisi sebelum pengangkatannya sebagai menteri.

Ditanya bagaimana dia menilai perkembangan saat ini di Yaman, Qardahi mengatakan: Invasi brutal ke Yaman, yang telah berlangsung selama delapan tahun, harus dihentikan. Apa yang dilakukan Yaman adalah hak hukum mereka untuk membela diri, dan saya menghormati ketahanan rakyat Yaman dalam menghadapi agresi ini.

Menyusul pernyataan ini, Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab masing-masing memanggil duta besar mereka dari Lebanon, dan begitu juga Kuwait, dalam langkah yang sama, memanggil duta besarnya untuk Lebanon dan memberi kesempatan 48 jam kepada kedutaan Lebanon untuk meninggalkan negara-negara itu.

Baca Juga : Masuknya Para Perwira Israel di Al-Mahrah

Meskipun negara-negara tersebut menyatakan alasan tindakan mereka sebagai tanggapan atas pernyataan George Qardahi, akantetapi Menteri Penerangan Lebanon yang mengundurkan diri tersebut menyatakan: Semua orang tahu bahwa masalah saat ini jauh melampaui saya dan terkait dengan posisi Arab Saudi tentang peran Hizbullah di Lebanon dan kawasan, seperti yang berulang kali dinyatakan oleh Riyadh sendiri.

Menteri Penerangan Lebanon, pada saat yang sama ketika Presiden Prancis tiba di kawasan dan di bawah tekanan dari negara-negara tersebut, dia mengumumkan pengunduran dirinya. George Qardahi adalah menteri Lebanon kedua yang dipaksa mengundurkan diri dalam waktu kurang dari setahun karena mengomentari tindakan Saudi. Pada 19 Mei, Menteri Luar Negeri Lebanon Charbel Wahba dipaksa mengundurkan diri setelah membuat pernyataan tentang pembunuhan Jamal Khashoggi.

Bassam al-Mawlawi juga mengeluarkan perintah untuk mengusir kelompok anti-rezim Al-Khalifa yakni Al-Wefaq dari wilayah Lebanon setelah menerima telepon dari timpalannya dari Bahrain Rashid bin Abdullah Al-Khalifa.

Baca Juga : Suriah Dukung Pengakuan Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *