Sana’a, Purna Warta – Menteri Pertahanan Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman dan beberapa orang dari pejabat militer Yaman mengunjungi garis depan utara pada hari Idul Adha dan menekankan bahwa Yaman akan tetap bersatu dan satu bendera selamanya.
Muhammad Nasser Al-Atefi, Menteri Pertahanan Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman (berbasis di Sana’a) mengunjungi pasukannya di “Karsh”, “Al-Qabbaytah”, “Damneh Khadir” dan “Mawiyah” yang berlokasi di barat daya negara ini di provinsi Lahj pada kesempatan Idul Adha.
Baca Juga : Sekjen NATO: Membakar Alquran Bukan Tindakan Ilegal
Dan dia menekankan: Yaman akan tetap bersatu, dan pilihan nasional [kami] mengenai persatuan Yaman adalah masalah yang tidak dapat dinegosiasikan dan tidak dapat dilelang.
Menteri Pertahanan Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman menambahkan: Negara-negara koalisi menciptakan hambatan politik dan ingin menghancurkan persatuan Yaman dan melemahkan integritasnya, sementara tidak ada penghalang alami atau geografis antara rakyat Yaman.
Al-Atefi lebih lanjut menyatakan: Dengan segenap kekuatan kami, kami akan mempertahankan kemerdekaan dalam pengambilan keputusan, kedaulatan nasional, kebebasan, martabat dan persatuan Yaman dan ini tidak akan tercapai kecuali dengan pengusiran para penjajah.
Menteri Pertahanan Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman berkata kepada negara-negara koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi: Gencatan senjata tidak akan bertahan berdasarkan keinginan kalian dan angkatan bersenjata Yaman akan mengambil tindakan terarah yang akan mengganggu keseimbangan kekuatan di wilayah.
Baca Juga : Pelanggaran Wilayah Udara oleh Drone Koalisi Pimpinan AS di Suriah
Dia menambahkan: Jika negara-negara agresor menginginkan perdamaian, kami siap untuk perdamaian, dan jika mereka mencari perang, kami akan mengubahnya menjadi perang terbuka.
Sehubungan dengan itu, pada kesempatan Idul Adha, Brigjen Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, bersama Wakil Menteri Dalam Negeri, mengunjungi front utara di wilayah perbatasan Jizan dengan Arab Saudi dan menyampaikan ucapan selamat, pesan para pemimpin revolusi Yaman kepada pasukan garis depan, dia memuji semangat dan persiapan mereka yang tinggi.
Dalam kunjungan ini, Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan: Jika musuh tidak memenuhi tuntutan yang sah dari bangsa kita mengenai penghentian serangan, pencabutan pengepungan dan penarikan pasukan penjajah, kami siap menghadapinya.
Baca Juga : Pakar Israel Sebut Normalisasi dengan Saudi Sangat Penting
Perang melawan Yaman di bawah kepemimpinan Arab Saudi dan partisipasi aktif UEA dimulai pada tahun 2015 dan hasil dari perang ini telah membawa aib dan penghinaan bagi para agresor dan pembunuhan serta penghancuran infrastruktur bagi Yaman dan rakyat negara ini, dan Yaman telah dibagi menjadi beberapa bagian di mana tentara bayaran dari negara-negara agresor mengendalikan sebagian darinya.