Sana’a, Purna Warta – Menurut laporan media berita, koalisi agresor Saudi melanggar gencatan senjata ribuan kali selama 110 hari gencatan senjata Yaman.
Koalisi agresor Saudi melanggar gencatan senjata sebanyak 14.160 kali selama 110 hari gencatan senjata Yaman.
Baca Juga : Jubir Iran: Kesepakatan Nuklir Dapat Bertahan Jika AS Pilih Kepentingan Nasionalnya Daripada Israel
Menurut YPAgency, sebuah sumber militer di Sana’a hari Rabu (20/7) mengumumkan bahwa koalisi Saudi melanggar gencatan senjata 172 kali dalam 24 jam.
Sebuah sumber militer Yaman mengatakan kepada kantor berita Saba: koalisi agresor telah melakukan tujuh penerbangan mata-mata di atas provinsi Al-Hudaidah dan Al-Dhali.
Sumber militer ini menekankan: Pelanggaran termasuk penerbangan pengintaian dan penguatan benteng militer serta serangan artileri dan serangan dengan bahan peledak lainnya.
Sebelumnya, kantor berita Reuters, mengutip dua sumber informasi, melaporkan upaya PBB untuk memperpanjang gencatan senjata di Yaman selama enam bulan.
Kedua sumber informasi ini mengumumkan bahwa karena tekanan internasional untuk mengakhiri perang di Yaman, PBB berusaha menghubungi pihak-pihak Yaman untuk mendorong mereka memperpanjang gencatan senjata di Yaman selama enam bulan lagi.
Baca Juga : Produksi Gas Fase Ke-11 Akan Terwujud Di Musim Dingin
Kedua sumber tersebut mengatakan bahwa Hans Grandberg, perwakilan PBB di Yaman, bertanggung jawab untuk meninjau keluhan para pihak sebelum menyetujui untuk memperpanjang gencatan senjata.
Sumber-sumber ini juga menambahkan bahwa proposal untuk memperpanjang gencatan senjata selama enam bulan telah disampaikan kepada para pihak untuk beberapa waktu dan Grandberg akan melakukan perjalanan ke Kesultanan Oman dan kota Aden di Yaman selatan dalam beberapa hari mendatang.
Perlu dicatat bahwa Hans Grandberg, perwakilan PBB dalam urusan Yaman, mengumumkan pada 2 Juni bahwa pihak-pihak Yaman menyetujui proposal organisasi untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua bulan lagi.
Atas saran Perserikatan Bangsa-Bangsa, gencatan senjata dua bulan ditetapkan di Yaman mulai 2 April, yang paling penting adalah kedatangan 18 kapal yang membawa bahan bakar ke pelabuhan Al-Hudaidah dan izin dua penerbangan pulang-pergi mingguan dari Bandara Internasional Sana’a.
Dengan berakhirnya gencatan senjata ini, yang berulang kali dilanggar oleh koalisi agresor Saudi, konsultasi PBB mulai memperbaruinya. Dan akhirnya, pada tanggal 2 juni utusan khusus PBB untuk urusan Yaman mengumumkan bahwa kesepakatan telah dicapai untuk perpanjangan dua bulan.
Baca Juga : China Kecam AS Sebagai Pembuat Resiko Keamanan Setelah Lewat Selat Taiwan
Sebelumnya, Mehdi Al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, mengatakan bahwa gencatan senjata di Yaman hampir dihancurkan oleh pelanggaran berulang ribuan kali koalisi Saudi.
Sejak 26 Maret 2015, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, dan dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat dan dukungan rezim Zionis Israel, Arab Saudi melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman – negara Arab termiskin.