Sana’a, Purna Warta – Koalisi Arab pimpinan Saudi kembali membom berbagai bagian ibu kota Yaman, Sana’a, pada Senin pagi (7/2).
Koalisi Saudi mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu ditujukan pada sasaran militer, menurut kantor berita resmi Saudi WASS.
Konfirmasi serangan koalisi oleh sumber-sumber resmi di Riyadh datang ketika Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan dijadwalkan untuk membahas perang di Yaman dengan Amerika Serikat.
Baca Juga : Protes Kunjungan PM Israel, Warga Bahrain Demo dan Bakar Bendera Israel
Awal serangan koalisi Saudi terjadi ketika menteri luar negeri Arab Saudi mengklaim dalam sebuah pernyataan yang menuduh Ansarullah dan merencanakan gencatan senjata: Rencana tersebut, yang mencakup gencatan senjata di Yaman, akan dipantau oleh PBB.
Juru bicara Ansarullah dan kepala tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, Mohammed Abdul Salam, mengatakan dalam menanggapi rencana Arab Saudi untuk mengakhiri perang bahwa tidak ada yang baru dalam rencana tersebut.
Rencana Saudi muncul setelah pasukan Yaman menembakkan enam drone ke fasilitas minyak Aramco di Riyadh pada hari Jumat.
Sejak tanggal 26 Maret 2015, Arab Saudi, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab dan dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat, melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman, negara Arab termiskin, dengan dalih membawa kembali Presiden terguling dan buron, Abdrabuh Mansour Hadi untuk berkuasa dan untuk mewujudkan tujuan dan ambisi politiknya.
Baca Juga : Israel Kembali Berulah di Sheikh Jarrah, Jihad Islam Palestina: Kami Tak Akan Tinggal Diam
Badan-badan PBB, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF, telah berulang kali memperingatkan bahwa rakyat Yaman terus menghadapi kelaparan dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir.
Banyak ahli mengaitkan eskalasi serangan koalisi agresor di Yaman dengan kegagalan koalisi untuk mencapai tujuannya di Yaman.