Sana’a, Purna Warta – Pasukan tentara Yaman dan komite populer mencatat kemenangan baru dan mereka mampu mengendalikan posisi tentara Saudi dan membuat frustasi tentara bayaran di berbagai front.
Markas Informasi Perang Yaman menunjukkan gambar operasi untuk menyerang posisi tentara bayaran Saudi di depan Jabal al-Dud di Jizan di Arab Saudi selatan, serta penghancuran kendaraan tentara bayaran.
Baca Juga : Riyadh dan Tel Aviv Sama-Sama Cemas atas Perubahan Sikap Rusia di Suriah
Tentara dan komite rakyat menyerang posisi sekelompok tentara bayaran Saudi di barat al-Kamb al-Qadim dan barat al-Manzalah, dan di bukit Abbas di dua sumbu al-Madafan dan al-Malahit di depan Jabal al-Dud di Jizan.
Dan mereka mampu mengendalikan sejumlah posisi dan menimbulkan kerugian finansial pada musuh, serta sebagian musuh terbunuh dan terluka.
Hal ini menyebabkan kelompok tentara bayaran melarikan diri meskipun mendapat semua dukungan dari koalisi agresor.
Koalisi agresor dalam operasi tersebut meluncurkan beberapa serangan udara yang bertujuan untuk menghentikan kemajuan Pasukan Gabungan Yaman, tetapi gagal mencapai tujuannya.
Baca Juga : Akankah Investor China Segera Membuka Pintu Ekonomi Suriah?
Di front al-Bayda, pasukan Yaman mampu menguasai sebagian besar kota Nate setelah bentrokan dengan pasukan koalisi Agresor.
Dalam operasi tersebut, salah satu komandan tentara bayaran yang berafiliasi dengan pemerintah terguling Presiden Mansour Hadi, bersama dengan puluhan tentaranya, terluka dan 100 lainnya ditawan.
Pasukan tentara dan komite rakyat mengejutkan pasukan Hadi dengan menyerang kota Nu’man dan Nate di provinsi al-Bayda. Mereka mengamankan seluruh wilayah yang berbatasan dengan wilayah Al-Abdiyah.
Pasukan terkemuka dan elemen suku bersenjata pro-koalisi gagal mencapai tujuan koalisi yang dirancang dan diracik di Riyadh.
Baca Juga : Peran Rusia dalam Kegagalan Rezim Zionis Menyerang Aleppo
Di hadapan kemajuan tentara Yaman dan komite rakyat, perselisihan antara para komandan pasukan Hadi dan saling tuduh diantara mereka meningkat.
Komandan militer pro-Hadi menuduh Ali Saleh al-Kalibi, komandan Brigade Infantri ke-19, memerintahkan penarikan alat berat sehari sebelum serangan Ansarullah, dan meminta militer untuk meninggalkan posisinya dan mundur jika terjadi serangan. Setiap pangkalan hanya akan memiliki tiga atau empat tentara yang tersisa.
Mereka mengatakan ini memungkinkan Ansarullah untuk mendominasi sebagian besar al-Jaribat.
Tentara Yaman dan komite rakyat mampu menyita sejumlah besar senjata dan uang selama semua operasi ini dan sejalan dengan kreasi epik mereka dalam membela tanah air dan melawan koalisi agresor dan tentara bayarannya. Tak ayal, yang membela tanah air tidak bermalas-malasan sejenak untuk meraih cita-citanya.
Baca Juga : Terungkap! Inggris Gelontorkan Dana Rp. 7 Triliun untuk Teroris demi Penggulingan di Suriah
Tapi tentara bayaran yang berjuang untuk uang, frustasi dan merasa terancam, mereka meninggalkan medan perang dan melarikan diri. Oleh karena itu, koalisi agresor pasti akan menghadapi Keputusasaan dan frustrasi yang lebih besar di masa depan.