Sana’a, Purna Warta – Pemerintah Yaman yang dibentuk oleh koalisi Arab Saudi memberlakukan kenaikan harga baru untuk bahan bakar di Aden, dengan peningkatan sebesar 2.000 rial per jeriken (20 liter) bensin, sehingga harganya mencapai 34.000 rial, sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan oleh pimpinan Perusahaan Minyak di Aden.
Baca juga: Terorisme Lebih Pantas Disematkan Kepada Amerika
Kenaikan harga bahan bakar ini terjadi di tengah terus merosotnya nilai mata uang lokal, di mana nilai tukar dolar AS mencapai sekitar 2.349 rial, sementara rial Saudi melebihi 700 rial, sementara Dewan dan Pemerintah koalisi gagal mengambil langkah apa pun untuk menghentikan kemerosotan ekonomi.
Perusahaan Minyak beralasan bahwa kenaikan ini diperlukan untuk menyesuaikan harga dengan pasar global. Namun, warga dan para ahli ekonomi menuduh Pemerintah koalisi terlibat dalam korupsi dan salah urus, dan menegaskan bahwa alasan tersebut hanyalah dalih untuk melanjutkan praktik penjarahan yang terorganisir.
Kenaikan harga ini disertai dengan protes sporadis di beberapa distrik di Aden, di mana warga menuntut dihentikannya kebijakan kenaikan harga yang semakin membebani mereka, terutama di tengah tidak adanya gaji dan memburuknya layanan dasar.
Baca juga: Wall Street Journal: Israel Gunakan Druze untuk Pecah Belah Suriah
Kebijakan kenaikan harga yang terus-menerus ini mengungkap tekad Pemerintah koalisi untuk membebankan dampak korupsi dan kegagalannya kepada rakyat, sementara tidak ada pengawasan atau rencana ekonomi nyata untuk menghentikan keruntuhan ekonomi yang semakin cepat.