Sana’a, Purna Warta – Sayyid Abdul Malik Al-Houthi, pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, dalam pidatonya pada hari Selasa (13/2) pada kesempatan peringatan kesyahidan Saleh Ali Al-Samad, mengatakan, “Amerika dan Inggris tidak dapat menjamin keamanan kapal-kapal yang bergerak menuju wilayah pendudukan Palestina. Mereka bahkan tidak bisa mengamankan kapalnya, dan ini adalah kemenangan nyata dan besar bagi kami.”
Baca Juga : Front Golan akan Terbuka
Ketika Yaman mencegah lewatnya kapal-kapal di Laut Merah yang ditujukan ke “Israel” dan menambahkan kapal-kapal Amerika dan Inggris ke dalam daftar larangan, tindakan sekuat itu layak mendapatkan “kemenangan nyata” dalam arti sebenarnya.
Jelas bahwa gambaran “kemenangan nyata” adalah gambaran akurat tentang apa yang telah dilakukan angkatan bersenjata Yaman dalam mendukung Gaza.
Apa yang dilakukan Yaman, tidak dapat dilakukan oleh negara mana pun, bahkan negara-negara paling kuat di kawasan atau bahkan di dunia, dan Yaman mematahkan kekuatan rezim Zionis Israel dan pendukung baratnya, termasuk Amerika Serikat dan Inggris;
Kedua negara ini membawa seluruh peralatan militernya ke wilayah tersebut untuk mendukung Israel dan menyerang Yaman, namun gagal total.
Mustahil untuk memahami kebenaran dari karya epik dan kepahlawanan angkatan bersenjata Yaman karena tidak mungkin untuk memahami bahwa sebuah negara yang diembargo darat, udara dan laut sejak 10 tahun yang lalu dan negara ini masih menghadapi konsekuensi dari perang yang telah berlangsung selama 10 tahun, dan sejak beberapa minggu yang lalu, negara ini telah menjadi sasaran serangan armada Amerika Serikat dan Inggris serta pangkalan militer mereka di kawasan.
Baca Juga : Iran Masuk 20 Besar Peringkat Dunia FIFA
Hal yang paling menarik dalam gerakan epik Yaman ini adalah bahwa koalisi Amerika-Inggris dan serangan brutal mereka di Yaman tidak hanya tidak mampu mengembalikan kapal-kapal “Israel” ke perairan Laut Merah, tetapi mereka bahkan tidak berdaya untuk menyelamatkan kapal-kapal mereka sendiri serta Kehadiran NATO dan apa yang disebut “Penjaga Kemakmuran” tidak memberikan dampak apa pun bagi mereka.
Serangan militer langsung Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman ke Yaman sebenarnya adalah serangan langsung ke Gaza. Serangan ke Yaman dilakukan demi menyelamatkan “Israel” dari Jalur Gaza.
Meskipun terjadi serangan terus-menerus selama 130 hari di Gaza dan pembantaian terhadap 29.000 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, rezim ini tidak dapat mencapai satubpun dari tujuannya.
Dan hal ini kembali membuktikan perkataan Sayyid Hasan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon, yang mengatakan bahwa “Israel lebih lemah dari jaring laba-laba”.
Pelajaran yang dapat kita petik dari kejadian terkini di kawasan ini adalah bahwa saat ini kelemahan dan ketidakmampuan rezim Zionis Israel serta kepalsuan klaim mereka bahwa tentara mereka adalah“tentara tak terkalahkan”, dibuktikan kepada semua orang oleh masyarakat tertindas di Gaza, yang berada di bawah tekanan dan sanksi sejak 17 tahun lalu.
Baca Juga : Iran Masuk di antara Kekuatan Rudal dan Drone Teratas di Dunia
Dan yang membuka tabir kelemahan dan ketakutan tentara Amerika Serikat dan Inggris adalah rakyat Yaman yang telah dikepung dan diembargo sejak 10 tahun lalu. Dan ini adalah kebenaran yang tidak dapat dibantah; Sebuah pelajaran yang secara jelas memberi tahu kita bahwa senjata, teknologi, terorisme, dan tirani tidak mempunyai kekuatan melawan kehendak manusia yang beriman kepada Tuhan dan kebenaran tujuannya.