Sana’a, Purna Warta – Kepala Rumah Sakit al-Hudaidah Yaman memperingatkan bahwa puluhan nyawa pasien anak-anak Yaman terancam akibat pemadaman listrik di rumah sakit akibat penyitaan kapal yang membawa produk minyak bumi oleh koalisi Saudi.
Khalid Soheil, direktur Rumah Sakit Al-Thawra Al-Aam di provinsi al-Hudaidah Yaman yang terkepung, memperingatkan bahaya serius yang diakibatkan koalisi Saudi yang terus menyita kapal-kapal yang membawa bahan bakar Yaman.
Baca Juga : Ancam Israel, Hamas: Israel Sedang Bermain dengan Api
Menurut Al-Masirah, dia menyatakan bahwa bangsal wanita, anak-anak, luka bakar dan Pusat Bank Darah Nasional rumah sakit akan ditutup jika pasokan listrik terputus.
Dia mengatakan bahwa ada 30 tempat tidur di unit perawatan intensif anak di rumah sakit ini, dan jika listrik padam hanya selama 10 menit, kematian 30 anak tidak dapat dihindari.
Unit perawatan anak, umum, kardiovaskular dan intensif semua membutuhkan listrik sepanjang waktu, karena terdapat alat pernapasan yang kehidupan pasien bergantung padanya.
Merujuk pada keprihatinan RS Al-Thawra tentang berlanjutnya penyitaan kapal tanker pembangkit listrik Al-Hudaidah, dia mengatakan, “Pembangkit listrik hanya bekerja enam jam sehari dan tidak memenuhi kebutuhan rumah sakit.”
Baca Juga : Setelah Saad Hariri, Siapa Selanjutnya?
“Kami menggunakan generator darurat milik rumah sakit untuk menghasilkan listrik selama 18 jam. Itu memberi banyak tekanan pada generator tersebut dan kami harus siap karena listrik bisa padam sepenuhnya setiap saat,” lanjutnya.
“Kami memasang generator dan mengkonsumsi sekitar 830 kW arus listrik setiap hari di rumah sakit. Kami membutuhkan 4.000 liter solar per hari dan setiap saat kami khawatir generator ini akan rusak dan tidak berfungsi lagi,” tambahnya.
Merujuk pada penarikan dukungan UNICEF untuk rumah sakit, Soheil mengatakan bahwa, Lembaga ini hanya mendukung bangsal NICU RS Al-Hudaidah.
Direktur Rumah Sakit Al-Thawra juga mengatakan bahwa badan-badan PBB telah mengurangi bantuan mereka ke Rumah Sakit Al-Thawra Al-Hudaidah sebesar 80% dan telah meningkatkan tekanan keuangan pada rumah sakit.
Baca Juga : “Pembunuhan Halus”, Metode Bin Salman Menghabisi Bin Nayef
Mengacu pada masalah pengadaan obat untuk pasien akibat sanksi koalisi Saudi-Amerika terhadap Yaman, kepala rumah sakit mengatakan, “Banyak peralatan medis tidak dapat diimpor karena pengepungan Yaman.”
“Kami memiliki dua kasus kelainan kongenital di al-Hudaidah setiap tahun; Tapi sekarang kami menerima kasus seperti itu setiap minggu, dan ini menegaskan penggunaan senjata terlarang oleh koalisi Saudi dan tentara bayarannya dalam serangan terhadap Yaman,” lanjutnya.
Pelabuhan Al-Hudaidah telah dikepung oleh koalisi Saudi dan tentara bayarannya sejak 2019.
Pemerintahan Mansour Hadi yang terguling tidak pernah mematuhi perjanjian gencatan senjata Swedia di kota ini untuk memenuhi kebutuhan warganya.