Sana’a, Purna Warta – Juru bicara Ansarullah Yaman mengumumkan pertemuannya dengan Mikhail Bogdanov, perwakilan khusus Vladimir Putin di Asia Barat dan Afrika, di Moskow.
Baca Juga : Iran Puji Afsel karena Menyeret Israel ke Pengadilan atas Genosida di Gaza
Muhammad Abdul Salam, juru bicara gerakan Ansarullah Yaman dan ketua tim perunding Pemerintahan Keselamatan Nasional Yaman, hari Kamis mengumumkan perjalanannya ke Moskow dan bertemu dengan Mikhail Bogdanov, perwakilan khusus presiden Rusia di Asia Barat dan Afrika .
Dia menulis di jejaring sosial X bahwa dalam pertemuan ini para pihak membahas situasi di Gaza dan sambil mengutuk genosida massal di kawasan, mereka menekankan perlunya mengintensifkan upaya global untuk menekan Amerika dan Israel agar menghentikan tindakan tersebut.
Abdul Salam menambahkan: “Saya berbicara tentang posisi dukungan Yaman terhadap Gaza dan serangan Amerika Serikat dan Inggris ke Yaman dalam rangka mendukung Israel, dan dalam pertemuan ini juga dibahas perkembangan terkini terkait perundingan dengan Arab Saudi yang dimediasi oleh Oman.”
Baca Juga : Qari Asal Sumut Ini Harumkan Nama Indonesia dalam Pertemuan Wanita Al-Quran Sedunia
Pada saat yang sama, Kementerian Luar Negeri Rusia juga mengatakan dalam pernyataan yang mengumumkan pertemuan tersebut bahwa selama kunjungan delegasi Yaman, situasi di Laut Merah dibahas dan dan terutama peristiwa menyedihkan di Palestina.”
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan: “[Dalam pertemuan ini] serangan rudal dan roket Amerika dan Inggris di Yaman, yang dapat mengganggu stabilitas situasi dalam skala regional, sangat dikecam.”
Dalam hal ini, Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, meminta Dewan Keamanan PBB pada Rabu pagi untuk segera mengambil tindakan guna melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Baca Juga : Pangkalan AS di Ain al-Asad Menjadi Sasaran Serangan Drone Perlawanan Irak
Ia juga mengutuk serangan negara-negara barat di Yaman dan menganggapnya sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Dia juga menambahkan: “Diplomasi Amerika adalah ancaman bagi perdamaian internasional”.