Sana’a, Purna Warta – Militer rezim Zionis Israel melaporkan serangan drone Yaman ke wilayah pendudukan.
Menurut laporan Al Jazeera, militer rezim Zionis Israel mengumumkan bahwa sebuah drone diluncurkan dari wilayah Yaman menuju wilayah pendudukan.
Baca juga: Pernyataan Pertama Bashar Al-Assad setelah Pemerintahannya Jatuh ke Tangan Teroris
Rezim Zionis Israel mengklaim bahwa drone tersebut berhasil dicegat di Laut Mediterania.
Serangan drone dari Yaman ini terjadi setelah jet tempur Amerika Serikat dan Inggris pada Senin dini hari membombardir wilayah Bahis di distrik Midi, Provinsi Hajjah, Yaman.
Dalam beberapa bulan terakhir, militer Yaman, sebagai bentuk dukungan terhadap perlawanan rakyat Palestina di Jalur Gaza dan dalam kerangka Operasi Badai Al-Aqsa, telah menargetkan beberapa kapal Zionis Israel atau kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandeb.
Militer Yaman selama periode ini juga berhasil melancarkan serangan rudal dan drone ke wilayah pendudukan, khususnya Tel Aviv.
Pasukan Yaman telah berkomitmen untuk terus menyerang kapal-kapal milik rezim Zionis Israel atau kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan di Laut Merah, selama rezim Zionis Israel tidak menghentikan serangan ke Gaza.
Front Yaman menjadi bagian mengejutkan dalam pertempuran Badai Al-Aqsa. Dengan memutus jalur vital rezim Zionis Israel di Laut Merah dan mencegah kapal-kapal menuju pelabuhan di wilayah pendudukan, Yaman memberikan dampak signifikan terhadap rezim penjajah.
Baca juga: Israel Serang Pelabuhan Latakia, Suriah
Strategi Yaman yang mengaitkan pencabutan blokade terhadap Gaza dengan syarat mencabut blokade rezim Zionis Israel, memaksa Israel meminta bantuan sekutu-sekutu Amerika dan Inggris. Sebagai tanggapan, Amerika membentuk kelompok angkatan laut sebagai Penjaga Kesejahteraan untuk melindungi kapal-kapal Zionis Israel.
Namun, tujuan utama kelompok ini, yakni melindungi kapal-kapal Zionis, gagal tercapai akibat serangan besar dan terkoordinasi dari pasukan bersenjata Yaman. Akibatnya, kelompok tersebut juga mengalami kerugian besar dan gagal melindungi kepentingan ekonomi maupun keamanan rezim Zionis Israel.