Intercept: Joe Biden Alami Kekalahan Geopolitik

Intercept Joe Biden Alami Kekalahan Geopolitik

Sana’a, Purna Warta Surat kabar Amerika Intercept menulis: “Pemerintahan Presiden Amerika Joe Biden telah mengalami kekalahan geopolitik dengan keputusannya untuk melancarkan operasi militer melawan Ansarullah Yaman.”

Baca Juga : 6.170 Warga Palestina Ditangkap Rezim Zionis di Tepi Barat sejak 7 Oktober

Surat kabar American Intercept menulis dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Mortaza Hossein, seorang analis luar negeri: “Presiden AS Joe Biden dalam konferensi persnya Kamis pekan lalu mengakui bahwa serangan udara tentara AS dan Inggris tidak menghentikan kelompok Houthi (Ansarullah).”

Menyusul serangan Amerika dan Inggris, cakupan operasi Ansarullah Yaman di Laut Merah meningkat, yakni mencakup juga kapal-kapal komersial dan kapal-kapal perang Amerika.

Penulis artikel ini mencatat: “Intensifikasi serangan terhadap kelompok Houthi (Ansarullah) diperkirakan akan menyebabkan gangguan lebih lanjut pada proses pelayaran (di Laut Merah), yang akan menimbulkan risiko perang regional habis-habisan.”

Dalam Artikel ini disebutkan: “Banyak yang menilai, negosiasi atau penyerahan diri kepada kelompok bersenjata (Ansarullah) di salah satu negara termiskin di dunia ini merupakan pukulan terhadap posisi Amerika dan meningkatkan popularitas kelompok Houthi (Ansarallah). Meskipun begitu, tampaknya kelompok Houthi (Ansarullah) yang telah mengumpulkan banyak pengalaman perang dengan koalisi Saudi, tidak bersiap untuk mundur melawan Amerika Serikat dan bahkan menyambut baik perluasan cakupan perang.”

Baca Juga : Pasukan Penjaga Perdamaian Kazakhstan Menuju Golan Suriah

Dalam hal ini, Iona Craig, seorang jurnalis dan analis urusan Yaman, mengatakan: “Houthi (Ansarullah) pasti mencari konflik dengan Amerika, dan pendekatan anti-Amerika ini adalah bagian dari ideologi mereka, yang dibentuk selama kampanye Amerika di Iraq. Mereka (Ansarullah) sekarang menganggap diri mereka sebagai pembela Palestina dan rakyat Gaza.”

Penulis artikel tersebut merujuk pada tindakan pemerintahan Biden yang kembali memasukkan nama gerakan Ansarullah Yaman ke dalam daftar teroris Amerika Serikat, menyatakan: “Daniel DePetris dari Pusat Penelitian Kebijakan Luar Negeri yang berbasis di Washington percaya bahwa pemerintahan Biden berharap untuk memaksa Yaman menghentikan operasi mereka dengan memasukkan kembali Houthi (Ansarullah) ke dalam daftar teroris dan meningkatkan sanksi terhadap mereka. Namun pendekatan ini tampaknya tidak berhasil.”

Sebelumnya, dalam perang dengan Yaman, Arab Saudi mengira bisa mengalahkan Houthi (Ansarullah) secara militer tanpa mengeluarkan biaya apapun.

Dalam kelanjutan artikel ini disebutkan: “Kelompok Houthi (Ansarullah) telah memanfaatkan sentimen anti-Amerika dari negara-negara Arab serta ketidakpedulian rezim Arab yang setia kepada Amerika terhadap penderitaan rakyat Gaza dan memperkuat posisi geopolitik mereka.”

Tampaknya kemarahan regional terhadap Amerika semakin meningkat; Pasalnya, pemerintahan Biden lebih mengutamakan ekonomi global dibandingkan kehidupan warga Palestina di Jalur Gaza melalui operasi militer melawan Houthi (Ansarullah).

Baca Juga : Badan Perempuan PBB Laporkan Jumlah Korban Perempuan dalam Perang Gaza

Di akhir artikel, penulis menulis: “Tampaknya serangan Inggris dan Amerika, bukannya melemahkan kelompok Houthi (Ansarullah), malah memperbaiki posisi politik kelompok ini di seluruh wilayah.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *