Gencatan Senjata Taktis di Yaman, Untuk Fokus Pada Perang di Ukraina

Gencatan Senjata Taktis di Yaman, Untuk Fokus Pada Perang di Ukraina

Sana’a, Purna Warta Gencatan senjata yang diterapkan di Yaman tak lain adalah sebuah hal yang bersifat taktis agar bisa terfokus pada perang yang terjadi di Ukraina.

Seorang anggota gerakan Ansarullah Yaman dengan menunjukkan bahwa AS telah berusaha untuk membuat peperangan di Yaman melunak untuk saat ini agar fokus pada perang di Ukraina, mengatakan bahwa koalisi Saudi pernah memperingatkan tentang memasuki Sana’a, tapi sekarang mereka ingin kita menerima gencatan senjata.

Ali Al-Emad, anggota biro politik Gerakan Ansarullah Yaman, menjelaskan perkembangan terbaru mengenai gencatan senjata di Yaman dalam perbincangan dengan situs web Al-Ahed.

Baca Juga : Kebohongan Anti-Imigran Dapatkan Daya Tarik di Seluruh AS

Anggota kantor politik Ansarullah tersebut mengatakan: Apa yang terjadi pada fase gencatan senjata sebelumnya sudah jelas. Para agresor dan alat mereka tidak mematuhi banyak hal, berdasarkan pengalaman yang sudah ada, hal ini sudah dapat diperkirakan. Misalnya, mereka tidak berpegang pada ketentuan untuk masuknya sejumlah kapal yang telah disepakati pada waktu yang tepat (untuk memasuki Yaman), juga tidak membuka kembali bandara (internasional Sana’a) seperti yang telah disepakati untuk beberapa penerbangan dan ke beberapa negara tujuan. Ada banyak kendala terkait paspor dan beberapa hal lainnya. Mengenai pengepungan, kita juga mengetahui bahwa tidak ada hal yang baru dan hasilnya nol.

Ali Al Emad menambahkan: Sampai saat ini, hasilnya masih belum meyakinkan dan jika kita bertanya tentang gencatan senjata yang ada, maka orang-orang yang mengikuti perkembangan hal itu dan para pengamat, mengetahui jawabannya. Dari segi intelijen, para agresor sedang melatih [kekuatan] pada tahap sebelumnya dan membuat persiapan untuk tiga front, dari awal perang hingga hari ini, masalah ini adalah salah satu persiapan dan tindakan yang paling hidup untuk mobilisasi kekuatan. Juga, di antara isu-isu yang sangat jelas yang perlu kita bicarakan adalah tindakan koalisi agresor dalam menciptakan apa yang disebut Dewan Kepresidenan; Sebuah dewan yang terdiri dari para komandan tentara bayaran. Ini juga salah satu tanda yang menunjukkan upaya untuk mengumpulkan kekuatan (menguatkan kaki tangan mereka).

Al-Emad lebih lanjut menunjukkan bahwa gencatan senjata adalah sebuah kesempatan dan menambahkan: Amerika masih belum yakin bahwa mereka harus menghentikan perang dan pengepungan di Yaman. Negara ini tidak menginginkan apa pun selain gencatan senjata taktis;

Gencatan senjata yang akan memberi mereka kesempatan untuk fokus pada perang Rusia-Ukraina untuk saat ini. Dan walaupun UEA dan Arab Saudi menginginkan yang sebaliknya, akantetapi mereka harus mendengarkan dan mematuhi AS.

Baca Juga : Konfrmasi Presiden RI: Putin Dan Xi Akan Hadiri KTT G20 Di Bali

Di bagian lain dia menyatakan: Amerika saat ini sedang mencoba untuk melemahkan front wilayah Islam dan Arab kita; Itu karena tekanan yang dihadapinya dalam perang antara Rusia dan Ukraina dan tekanan yang akan dihadapinya di masa depan. Untuk itu, ia berusaha menjaga sumber daya energi di wilayah kita dan penyeberangan laut agar tetap aman untuk melanjutkan perang melawan Rusia, baik secara ekonomi, politik, maupun militer.

Di bagian lain, anggota kantor politik Ansarullah dengan merujuk pada perjalanan delegasi Oman untuk berbicara tentang gencatan senjata, dia menyatakan: Salah satu ciri khas kehadiran Oman di bidang kesepahaman dan negosiasi adalah kredibilitas dan transparansi. Mereka sangat bersikeras pada keberhasilan kesepahaman. Dan kami percaya pada kemampuan mereka untuk menyampaikan pesan dan jawaban mereka dalam semua negosiasi.

Ali al-Emad juga mengatakan: Alhamdulillah, rakyat Yaman telah menang, karena mereka (para agresor) dulu bernegosiasi dengan kami tentang penyerahan Sana’a (kepada mereka), tetapi hari ini mereka datang untuk bernegosiasi dengan kami tentang menerima gencatan senjata.

Perlu dicatat bahwa Arab Saudi, sebagai kepala koalisi Arab yang didukung oleh Amerika Serikat, sejak 26 Maret 2015, dengan klaim mencoba mengembalikan presiden Yaman yang telah mengundurkan diri dan buron, ke tampuk kekuasaan, mereka melakukan agresi militer terhadap Yaman dan memblokade negara itu melalui darat, udara dan laut.

Baca Juga : Analis: Sistem Pendidikan Inggris Lahirkan Kesenjangan Sosial

Agresi militer ini tidak mencapai satu pun dari tujuan koalisi Saudi, dan hanya mengakibatkan tewasnya dan terlukanya puluhan ribu orang Yaman, pengungsian jutaan warga, penghancuran infrastruktur negara, serta penyebaran kelaparan dan penyakit menular.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *