Fasilitas Ekspor Minyak Saudi Target Tentara Yaman Berikutnya

Sana’a, Purna Warta Setelah serangan hari Minggu (20/3) oleh tentara Yaman, yang mengurangi produksi di kilang minyak utama Saudi, sumber informasi mengatakan bahwa pasukan Sana’a akan menargetkan fasilitas ekspor Saudi dalam operasi berikutnya.

Sumber informasi mengatakan bahwa serangan masa depan tentara Yaman terhadap fasilitas strategis Arab Saudi akan lebih intens daripada operasi sebelumnya.

Baca Juga : Petinggi Saudi Usir Warga Yaman dari Haram Nabawi

Surat kabar Al-Akhbar melaporkan hari Kamis (24/3), mengutip sumber informasi yang mengatakan: Karena negara-negara agresor Arab Saudi dan UEA bersikeras untuk mengintensifkan pengepungan terhadap rakyat Yaman dan mencegah masuknya kapal-kapal minyak Yaman, maka operasi pemecah blokade pada tahap berikutnya akan sangat menyakitkan.

Surat kabar Lebanon tersebut dengan menyinggung kapal-kapal Yaman yang baru-baru ini disita oleh Riyadh, menulis: Kapal bantuan terakhir yang membawa 29.000 ton bensin disita di lepas pantai al-Hudaidah pada hari Senin (21/3); Meski dalam pemeriksaan internasional di Djibouti, tim PBB mengizinkannya masuk ke pelabuhan Al-Hudaidah.

Menurut laporan tersebut, beberapa pengamat percaya bahwa pembajakan yang terus berlanjut oleh Arab Saudi akan memberi pasukan Sana’a lebih banyak dorongan untuk melakukan operasi yang lebih besar jauh di wilayah Saudi, kali ini tidak akan mengecualikan fasilitas ekspor luar negeri Aramco.

Baca Juga : Bashar Al-Jaafari: Kami Berada di Pihak Rusia dalam Menghadapi Barat

Al-Akhbar mengutip beberapa sumber, yang tidak disebutkan namanya, dalam hal ini mengatakan: Kerusakan dari serangan-serangan yang akan datang akan lebih besar, dan serangan-serangan itu akan melibatkan sendi-sendi utama fasilitas ekspor minyak Saudi, yang akan membutuhkan waktu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk diperbaiki oleh Riyadh.

Tentara Yaman selalu bersikeras bahwa mereka akan menargetkan fasilitas strategis dan sensitif dari negara-negara anggota koalisi agresor Saudi selama pengepungan berlanjut.

Dalam hal ini, Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, pada Minggu pagi (20/3) mengumumkan sebuah operasi baru jauh di dalam wilayah Saudi.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman tersebut dengan menjelaskan bahwa operasi itu bertujuan untuk mematahkan pengepungan terhadap Yaman, mengumumkan bahwa dalam serangan tahap pertama, sejumlah fasilitas vital Perusahaan Saudi Aramco di Riyadh, Yanbu dan sejumlah daerah lain di negara itu menjadi sasaran beberapa rudal balistik, rudal jelajah, dan UAV.

Baca Juga : Junta Myanmar Gunakan ‘Komando Khusus’ untuk Serang Warga Sipil

Saree juga menambahkan bahwa segera setelah operasi tahap pertama berhasil, pasukan negara itu menyerang sejumlah sasaran vital dan penting di Abha, Khamis Mushait, Jizan, Samtah, Dhahran Selatan dengan rudal dan UAV.

Saree memperingatkan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman – dengan pertolongan Allah – akan melakukan operasi militer khusus untuk mematahkan pengepungan brutal, yang akan mencakup target-target penting; Target-target yang bahkan tidak terpikirkan oleh musuh.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman juga mencatat bahwa tentara Yaman memiliki koordinat penuh di mana target vital telah diidentifikasi dan bahwa mereka dapat ditargetkan kapan saja.

Setelah operasi tersebut, Kementerian Energi Saudi secara resmi mengumumkan bahwa tingkat produksinya telah turun setelah tentara Yaman menyerang kilang minyak Saudi.

Baca Juga : Kunjungan Dadakan ke Afghanistan, Menlu China Temui Para Pemimpin Taliban

Seorang pejabat di Kementerian Energi Saudi mengatakan kepada kantor berita resmi Saudi (Saudi Press Agency, SPA) bahwa tingkat produksi kilang telah menurun menyusul serangan Sana’a terhadap fasilitas kilang Yanbu aramco Sinopec (Yasref).

Arab Saudi, sebagai kepala koalisi Arab yang didukung oleh Amerika Serikat, telah meluncurkan agresi militer terhadap Yaman dan memberlakukan blokade darat, udara dan laut sejak tanggal 26 Maret 2015, dan mengklaim bahwa mereka mencoba untuk membawa kembali presiden Yaman yang telah mengundurkan diri untuk kembali berkuasa dan mewujudkan tujuan dan ambisi politiknya.

Agresi militer ini tidak mencapai satu pun tujuan dari koalisi Saudi dan hanya disertai dengan pembunuhan dan melukai puluhan ribu rakyat Yaman, pengungsian jutaan warga, penghancuran infrastruktur negara dan penyebaran kelaparan dan penyakit menular.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *