Sana’a, Purna Warta – Pejabat Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman di Sana’a menekankan bahwa utusan baru PBB, dengan dukungannya kepada pihak-pihak yang telah memberlakukan perang dan pengepungan terhadap rakyat Yaman, hanya akan memperpanjang krisis Yaman.
Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman menekankan di Sana’a bahwa jika PBB ingin membantu menyelesaikan krisis di Yaman, maka harus keluar dari tekanan kekuatan besar.
Baca Juga : Palestina Peringatkan Israel Paska Penangkapan 4 Tahanan yang Melarikan Diri
Menurut Saluran Telegram Al-Masirah, Jalal al-Rowaishan, wakil perdana menteri untuk urusan pertahanan dan keamanan Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman di Sana’a, dalam tanggapan atas pernyataan utusan baru PBB untuk Yaman, mengatakan: Laporan Hans Grandberg membuat pihak yang memberlakukan perang dan pengepungan terhadap rakyat Yaman, terlihat sebagai tertindas.
Dia menyebut mekanisme PBB untuk menangani agresi terhadap Yaman tidak berguna dan mengatakan bahwa cara menangani krisis Yaman ini tidak akan mengarah pada perdamaian atau menghentikan perang dan mencabut pengepungan.
Wakil Perdana Menteri Yaman menyatakan: Utusan PBB yang baru harus bertindak tidak memihak dan bebas dari tekanan kekuatan besar.
Baca Juga : Jurnalis: Pembobolan Penjara Telah Jerumuskan Israel ke Dalam Krisis Keamanan Lain
Abdul Aziz bin Habtour, Perdana Menteri Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, dalam sebuah tanggapan atas pernyataan Grandberg, menyatakan: Para agresor terhadap Yaman adalah Arab Saudi dan UEA, pesawat-pesawat yang membunuh rakyat Yaman terbang dari tanah mereka.
Dia menekankan: Sana’a berkomitmen pada pilihan untuk membentuk pemerintah Yaman yang bersatu, kemerdekaan dalam pengambilan keputusan dan mempertahankan kedaulatan di Yaman, dan utusan khusus PBB harus menerima semua ini.
Bin Habtour mengatakan bahwa jika utusan PBB yang baru juga ingin menabuh genderang yang sama seperti yang telah ditekankan oleh PBB dan Dewan Keamanan selama tujuh tahun terakhir dengan resolusi-resolusi mereka yang salah, itu tidak akan pernah mencapai solusi.
Baca Juga : Khaled Mashaal Serukan Peringanan Penderitaan Warga Palestina di Lebanon
Diplomat Swedia Hans Grandberg, yang telah terpilih sebagai utusan khusus PBB untuk Yaman, resmi menjabat seminggu yang lalu.
Pada 6 Agustus lalu, Grandberg diangkat oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menggantikan Martin Griffiths.