Sana’a, Purna Warta – Serangan drone bunuh diri Yaman yang kompleks dan cerdas di Jumat pagi, yang menargetkan Tel Aviv setelah melakukan perjalanan 2.000 kilometer dari laut, menunjukkan kelemahan sistem pertahanan rezim Zionis Israel terhadap kemampuan militer poros perlawanan.
Baca juga: [FOTO] – Puluhan Roket Hizbullah Kembali Bobol Irone Dome Israel
Serangan pesawat tak berawak Yaman di Tel Aviv menjadi berita utama media dunia sejak pagi ini. Sejauh ini, satu warga Israel tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan ini.
Drone ini konon melakukan perjalanan melalui laut dari kapal Yaman ke kota pesisir Tel Aviv. Video yang diambil dari lintasan drone ini mengkonfirmasi fakta ini.
Angkatan udara Israel telah mengumumkan bahwa pertahanan udara Israel telah mendeteksi drone ini, namun karena “kelalaian manusia” yang mengira bahwa drone tersebut milik negara-negara yang merupakan teman dan pendukung rezim Zionis Israel, maka angkatan udara Israel menolak untuk terlibat dengannya.
Selain itu, karena kesalahan ini, tidak ada sirene yang berbunyi.
Daniel Hagari, juru bicara tentara Zionis Israel, juga telah mengakui pergerakan drone dari laut ini dalam konferensi persnya.
Tentara Israel mengklaim bahwa drone ini adalah pembom bunuh diri “Samad 3”.
Sumber Zionis Israel juga mengumumkan kematian Yevheni Parder yang berusia 50 tahun dan mengklaim bahwa 8 orang juga dirawat di rumah sakit karena cedera yang disebabkan oleh pecahan peluru atau gelombang ledakan, atau menderita kecemasan akut.
Media Zionis Israel mengklaim lokasi jatuhnya drone ini berada di dekat beberapa hotel.
Hotel-hotel yang terletak di kawasan ini sebagian besar ditempati oleh Zionis Israel yang telah dievakuasi dari pemukiman di utara (berbatasan dengan Lebanon) dan selatan (di sekitar Jalur Gaza).
Salah satu Zionis Israel yang berada di kawasan ini mengatakan kepada The Times of Israel bahwa menurutnya Tel Aviv aman setelah 8 bulan perang, namun malam ini terbukti sebaliknya.
Ayoub Kara, mantan Menteri Komunikasi rezim Zionis Israel, juga mengakui pentingnya serangan ini dan meminta tentara Israel segera mengambil tindakan dan tegas terhadap seluruh pangkalan dan infrastruktur tentara di Yaman.
Kara menulis: “Kekuatan yang mengancam kita harus segera dihapuskan dari peta. Semakin lama kita menunggu, semakin besar ancaman ini akan membahayakan kita semua.”
Terkait hal ini, Yoav Gallant, Menteri Perang rezim Israel, juga telah mengumumkan bahwa rezim akan membalas serangan pesawat tak berawak pada Jumat pagi.
Dia berkata: “Tentara berupaya untuk segera memperkuat seluruh sistem pertahanan dan kami akan menangani pihak mana pun yang merugikan Israel atau melakukan teror terhadapnya.”
Gallant bertemu dan berbicara dengan anggota Staf Gabungan Tentara Zionis Israel untuk menyelidiki serangan ini dan menanggapinya, namun keputusan mereka tidak disebutkan di akhir pertemuan.
Yaman telah berulang kali menunjukkan dukungan operasional mereka kepada Palestina dalam delapan bulan sejak perang di Gaza, dan telah menembakkan puluhan rudal balistik, rudal jelajah, dan drone ke wilayah pendudukan – sebagian besar menuju kota paling selatan yakni Eilat.
Meskipun tentara Israel mengklaim telah mengidentifikasi sebagian besar proyektil dan mencegat serta menembak jatuh sebelum mencapai sasaran, tampaknya aktivitas pelabuhan Eilat telah dibatasi secara signifikan akibat serangan-serangan ini.
Sejauh ini, rezim Zionis Israel belum mampu mengambil tindakan penting apa pun secara langsung untuk mencegah serangan-serangan dari pihak Yaman dan menyerahkan tanggung jawab atas upaya ini kepada sekutu mereka yakni Amerika dan Inggris.
Beberapa sumber juga melaporkan bahwa Israel sedang mempertimbangkan opsi untuk menyerang ke dalam wilayah Yaman sebagai balas dendam atas serangan yang rumit dan cerdas ini.
Baca juga: [VIDEO] – Mahkamah Internasional ICJ: Pendudukan Israel di Palestina Itu Ilegal
Dengan adanya serangan drone Jumat dini hari di Tel Aviv dan banyaknya korban dalam serangan tersebut, maka konflik antara Israel dan Yaman dapat dikatakan akan memasuki babak baru. Sebab hingga saat ini, pukulan-pukulan yang dilancarkan oleh Yaman terhadap Israel umumnya serangan yang berdampak pada ekonomi dan tidak merupakan serangan langsung.
Namun serangan pesawat tak berawak saat ini dianggap sebagai ancaman militer langsung dan kredibel terhadap Israel.
Belum jelas apakah peristiwa ini akan memaksa Israel untuk bereaksi langsung terhadap Yaman atau apakah Zionis Israel akan mengandalkan bantuan dan dukungan sekutunya dalam hal ini, seperti di masa lalu.
Terlihat jelas bahwa sikap pasif dan ketidakmampuan Israel menghadapi Yaman dan drone mereka akan semakin menunjukkan kelemahan daya tangkal Israel.
Dan di sisi lain, mengadopsi strategi respons langsung terhadap Yaman juga dapat memperluas dimensi konflik dari Gaza dan mengubahnya menjadi perang regional.