Sana’a, Purna Warta – Hari ini (26/11), setelah salat Jumat, warga di kegubernuran Sana’a ambil bagian dalam demonstrasi rakyat bersama dengan slogan “Amerika adalah musuh rakyat Yaman.”
Selama demonstrasi, warga Kegubernuran Sana’a mengecam agresi militer dan ekonomi pimpinan AS terhadap rakyat Yaman selama tujuh tahun.
Para peserta unjuk rasa menganggap pemerintah AS bertanggung jawab atas agresi brutal, kejahatan keji dan pengepungan yang mencekik yang diberlakukan di Yaman. Memperhatikan bahwa Amerika adalah yang bertanggung jawab atas berbagai perang melawan rakyat Yaman, sejak awal proyek dan dari terbunuhnya Sayyid Hussein Badr Al-Din Al-Houthi hingga hari ini.
Baca Juga : Menkes Iran: Vaksin Razi Cov Pars Adalah Salah Satu Vaksin Tercanggih di Dunia
Warga di ibu kota Sana’a mencatat bahwa bahasa kekuatan dan menjalankan budaya kesyahidan adalah satu-satunya cara untuk menghadapi kekuatan arogansi, yang utama dan terdepan yakni Amerika. Dan menyerukan mobilisasi umum dan untuk terus memasok pasukan dan peralatan ke front perlawanan.
Pernyataan dalam unjuk rasa itu mengulang kecaman atas kejahatan tentara bayaran para agresor terhadap para tahanan, dan menekankan bahwa darah mereka tidak sia-sia, melainkan akan menghasilkan kemenangan dan kemuliaan.
Pernyataan dalam unjuk rasa tersebut diakhiri dengan kecaman atas keputusan pihak berwenang Australia dalam mengklasifikasikan Hizbullah sebagai “organisasi teroris”.
Sejumlah demonstrasi rakyat juga diadakan setelah salat Jumat di sejumlah distrik di Kegubernuran Raymah untuk mengecam eskalasi AS terhadap rakyat Yaman.
Baca Juga : Sana’a Sekali Lagi Jadi Sasaran Serangan Udara
Unjuk rasa rakyat juga diadakan di distrik Bilad At Ta’am, Kusmah dan Al Jafariyah, mengutuk eskalasi Amerika di berbagai kegubernuran dan berlanjutnya pengepungan terhadap rakyat Yaman.
Para peserta dalam unjuk rasa rakyat mengecam kejahatan yang dilakukan oleh pasukan udara agresor terhadap keluarga di Hays, yang tidak kalah mengerikan dari pembunuhan tahanan oleh tentara bayaran para agresor.
Para peserta unjuk rasa tersebut juga mengecam sikap pihak berwenang Australia atas Hizbullah, yang mengklasifikasikannya sebagai organisasi teroris, yang menegaskan kohesi sumbu perlawanan di semua tingkatan.
Para peserta unjuk rasa kemudian menekankan kelanjutan penyediaan front dengan uang dan para pejuang untuk menghadapi eskalasi demi eskalasi sampai kemenangan.
Baca Juga : Catatan Khatibzadeh Tentang Perbedaan Iran dan Barat Pada Malam Pembicaraan Wina