Sana’a, Purna Warta – Hampir setiap hari, jalanan di kota-kota Yaman, terutama di wilayah selatan dan timur, menjadi arena demonstrasi rakyat yang memprotes keruntuhan ekonomi, merosotnya nilai mata uang lokal, serta hilangnya layanan dasar.
Baca juga: Kenaikan Harga Bahan Bakar di Aden
Dari sudut pandang para pengamat, demonstrasi dan pemblokiran jalan kini telah menjadi rutinitas setiap hari bagi warga Yaman di daerah yang dikuasai koalisi Arab Saudi dan UEA. Namun, meskipun kemarahan rakyat terhadap kondisi hidup yang semakin memburuk terus meningkat, pemerintah yang berafiliasi dengan koalisi Arab Saudi dan UEA justru semakin menunjukkan sikap acuh tak acuh dan tidak peduli.
Pemerintah tampaknya berusaha membiasakan masyarakat dengan kondisi ini, menjadikan kemarahan rakyat sebagai hal yang biasa, seolah-olah bukan lagi peristiwa penting yang harus diperhatikan atau layak mendapat respons serius.
Baru-baru ini, demonstrasi di Yaman mulai mengambil arah yang lebih serius, terutama dalam menetapkan pihak yang dianggap paling bertanggung jawab atas kehancuran ekonomi dan memburuknya krisis kelaparan. Tuntutan rakyat semakin keras menyerukan pengusiran negara-negara koalisi dari Yaman, karena dianggap sebagai penyebab utama krisis ekonomi yang sedang berlangsung.
Baca juga: Terorisme Lebih Pantas Disematkan Kepada Amerika
Menanggapi gelombang protes yang semakin besar, kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan koalisi mulai melancarkan represi brutal, termasuk melarang demonstrasi, seperti yang terjadi di Aden dan Taiz. Menurut para pengamat, tindakan represif ini dilakukan berdasarkan instruksi langsung dari pimpinan negara-negara koalisi, yang tampaknya mulai khawatir bahwa demonstrasi damai yang menuntut pengusiran koalisi bisa berkembang menjadi gerakan bersenjata melawan mereka, sebagai respons atas upaya sistematis dalam membuat rakyat kelaparan dan membungkam kebebasan mereka.
Para pengamat juga memperingatkan bahwa represi terhadap demonstrasi, tanpa adanya perbaikan ekonomi atau kondisi hidup rakyat, hanya akan memperburuk kemarahan publik. Hal ini berpotensi mendorong rakyat ke arah gerakan yang lebih radikal dan revolusioner untuk memaksa koalisi hengkang dari Yaman serta mengakhiri satu dekade penuh penderitaan dan kelaparan yang disengaja terhadap rakyat Yaman.