Sana’a, Purna Warta – Sumber-sumber berita di Sana’a melaporkan bahwa delegasi tingkat tinggi Oman telah tiba di Sana’a untuk membahas perpanjangan gencatan senjata di Yaman.
Delegasi tingkat tinggi Oman tiba di Bandara Internasional Sana’a, ibu kota Yaman, dengan tujuan menyelesaikan negosiasi perkembangan terakhir di Yaman untuk memperpanjang gencatan senjata dan membangun perdamaian.
Baca Juga : Oxfam: Inggris dan AS Pemasok Senjata yang Telah Membunuh Warga Sipil di Yaman
Delegasi Oman telah melakukan perjalanan ke Yaman pada tanggal 21 Desember 2022 untuk mengajukan usulan baru untuk memperpanjang gencatan senjata dan membangun perdamaian.
Muhammad Abdul Salam, salah satu pemimpin gerakan Ansarullah dan ketua delegasi nasional Yaman mengatakan bahwa tujuan perjalanan delegasi Oman ke Sana’a adalah untuk menyampaikan ide-ide dan usulan-usulan yang diajukan dalam negosiasi mereka kepada pihak Arab Saudi dan pihak internasional lainnya kepada para pemimpin gerakan politik Yaman (Ansarullah).
Dan dia mengatakan: Negara-negara koalisi agresor membuat janji kosong tentang pembayaran gaji dan penghentian pengepungan dan penarikan pasukan asing.
Arab Saudi, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, dan dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat serta dukungan rezim Zionis Israel, melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman sejak 26 Maret 2015, dan serangan ini telah menyebabkan lebih dari 47 ribu orang tewas dan terluka.
Gencatan senjata di Yaman dicapai pada 2 April tahun ini melalui mediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dapat diperpanjang selama dua bulan, yang sejauh ini telah diperpanjang dua kali.
Perjanjian ini seharusnya diperpanjang pada bulan Oktober, tetapi tidak terpenuhinya tuntutan pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, yang didasarkan pada perjanjian gencatan senjata, menyebabkan tidak diperpanjangnya gencatan senjata tersebut sampai sekarang.
Baca Juga : Militer Turki Terus Blokir Jalur Air Minum Al-Hasakah di Suriah
Dalam beberapa hari terakhir, Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman telah menekankan bahwa negara-negara agresor, Arab Saudi dan UEA, harus memenuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian gencatan senjata.
Berdasarkan gencatan senjata ini, bandara Sana’a seharusnya dibuka kembali, dan penghalang kapal-kapal memasuki pelabuhan Al-Hudaidah dihapus, serta gaji para pegawai pemerintah, yang tidak dibayarkan selama bertahun-tahun karena perang, seharusnya dibayar.