Sana’a, Purna Warta – Kepala Komite Urusan Tahanan Nasional di Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman mengumumkan kunjungan delegasi Saudi ke Sana’a dan kunjungan delegasi dari Sana’a ke Riyadh.
Abdul Qadir al-Murtada, kepala Komite Nasional Urusan Tahanan di Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, mengumumkan kunjungan delegasi teknis Saudi ke Sana’a, dan sebalikmya kunjungan delegasi dari Sana’a ke Riyadh.
Abdul Qadir al-Murtada menulis dalam sebuah tweet: Kunjungan delegasi teknis Saudi ke Sana’a, dan sebaliknya kunjungan delegasi dari Sana’a ke Riyadh, dilakukan untuk memverifikasi nama-nama tahanan dan mencocokkannya dengan kenyataan, dan tidak terkait dengan kasus politik lain mengenai Yaman.
Perlu dicatat bahwa pada bulan Agustus bulan lalu, kepala komite urusan tahanan di Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman mengumumkan bahwa putaran baru negosiasi mengenai kasus tahanan di Amman, ibu kota Yordania telah berakhir dan disepakati nama-nama beberapa tawanan untuk dibebaskan.
Dia lebih lanjut menyatakan harapannya bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa harus bekerja untuk mengadakan putaran negosiasi lain untuk menyelesaikan langkah-langkah lapangan untuk pembebasan semua tahanan yang termasuk dalam perjanjian ini.
Pejabat Yaman ini juga mengkritik lambatnya kemajuan negosiasi untuk mengimplementasikan perjanjian pertukaran tahanan yang ditandatangani pada Maret dengan koalisi agresor di bawah pengawasan PBB.
Gencatan senjata di Yaman dicapai pada 2 April tahun ini melalui mediasi PBB, yang dapat diperpanjang selama dua bulan, yang telah diperpanjang dua kali sejauh ini. Perjanjian ini seharusnya diperpanjang pada bulan Oktober, tetapi tidak terpenuhinya tuntutan Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman telah menyebabkan tidak diperpanjangnya gencatan senjata tersebut sampai sekarang. Terlepas dari adanya gencatan senjata enam bulan, koalisi agresor Saudi-Emirat telah berulang kali melanggar gencatan senjata di beberapa bagian Yaman, yang terbaru adalah serangan-serangan pesawat tak berawak di daerah-daerah di Al-Hudaidah.
Sejak 26 Maret 2015, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, dan dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat dan dukungan rezim Zionis Israel, Arab Saudi melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman – negara Arab termiskin.
Bertentangan dengan harapan Saudi, serangan mereka menghantam perisai kuat perlawanan rakyat Yaman, dan setelah tujuh tahun kegigihan dan serangan balasan menyakitkan oleh Yaman jauh ke tanah Saudi, terutama fasilitas Aramco, Riyadh terpaksa menyerah pada gencatan senjata dengan harapan bisa keluar dari rawa perang di Yaman.