Sana’a, Purna Warta – Juru bicara angkatan bersenjata Yaman melaporkan adanya bentrokan selama 9 jam antara pasukan mereka dengan kapal induk Amerika Serikat di Laut Merah.
Menurut laporan Al-Masirah, Brigadir Jenderal Yahya Saree pada Sabtu malam dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa pasukan bersenjata negara tersebut untuk kelima kalinya terlibat bentrokan dengan kapal induk USS Harry Truman di Laut Merah.
Juru bicara angkatan bersenjata Yaman menambahkan bahwa dalam bentrokan yang berlangsung selama 9 jam tersebut, kapal induk Amerika Serikat menjadi sasaran serangan rudal jelajah dan drone di bagian utara Laut Merah.
Dia juga menyampaikan keberhasilan pelaksanaan operasi ini dan melaporkan bahwa kapal induk Amerika Serikat melarikan diri ke bagian paling utara Laut Merah.
Yahya Saree menekankan bahwa operasi pasukan bersenjata Yaman akan terus berlanjut hingga kejahatan rezim Zionis Israel dan para pendukungnya di Jalur Gaza dihentikan dan blokade terhadap wilayah tersebut dicabut.
Pasukan bersenjata Yaman pada Jumat sore juga menegaskan dalam sebuah pernyataan: “Sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Yaman yang tertindas dan para pejuangnya, serta sebagai tanggapan atas pembantaian saudara-saudara kami di Gaza, dan dalam kerangka tahap kelima operasi ‘Fathu Mau’ud’ (Kemenangan yang Dijanjikan) dan jihad suci, kami telah melaksanakan beberapa operasi militer dalam 48 jam terakhir. Yang paling menonjol di antaranya adalah serangan terhadap kapal induk Amerika Serikat USS Harry Truman dan beberapa kapal perang pendukungnya di wilayah utara Laut Merah menggunakan beberapa rudal jelajah dan drone.”
Pasukan bersenjata Yaman menekankan: “Operasi ini dilaksanakan oleh pasukan rudal dan drone Yaman, dan berhasil mencegah serangan udara baru terhadap negara kami dari kapal induk tersebut. Selain itu, kapal-kapal pendukung yang terkait dengan kapal induk itu terpaksa meninggalkan wilayah utara Laut Merah.”
Para pejuang Yaman pada hari Kamis juga menyerang beberapa target milik pasukan pendudukan di wilayah Yafa, di tanah Palestina yang diduduki, menggunakan tiga drone. Drone-drone tersebut berhasil mencapai target mereka dengan presisi tinggi.
Amerika Serikat dan Inggris pada dini hari tanggal 11 Januari 2024, menyusul resolusi Dewan Keamanan PBB, memulai serangan terhadap posisi-posisi Ansarullah Yaman.
Serangan-serangan ini dilakukan setelah pasukan Yaman, selama beberapa bulan sebelumnya dan menyusul dimulainya operasi “Badai Al-Aqsa” di Gaza, sebagai bentuk dukungan terhadap perlawanan rakyat Palestina di Jalur Gaza, menargetkan beberapa kapal Zionis Israel atau kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan di Laut Merah dan Selat Bab Al-Mandeb.
Pasukan militer Yaman telah berkomitmen untuk terus menyerang kapal-kapal rezim Zionis Israel atau kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan di Laut Merah selama rezim Israel tidak menghentikan serangannya terhadap Gaza.
Pasukan militer Yaman menegaskan bahwa pelayaran di Teluk Aden dan Laut Merah tetap terbuka dan aman bagi kapal-kapal lainnya, dan mereka akan menjamin keamanan penuh bagi kapal-kapal tersebut.