Sana’a, Purna Warta – Yaman, yang menjadi garis depan kedua dari Poros Perlawanan setelah Hizbullah Lebanon, selama lebih dari setahun terakhir telah bergabung dengan pertempuran “Badai Al-Aqsa” demi mendukung rakyat Palestina dan perlawanan mereka di Jalur Gaza. Yaman tidak pernah mundur dari sikapnya mendukung Gaza hingga perang genosida rezim Zionis terhadap wilayah itu benar-benar dihentikan. Selain blokade laut terhadap Israel, Yaman terus melancarkan operasi militer serangan rudal dan drone terhadap rezim Tel Aviv, yang dalam beberapa hari terakhir mencapai puncaknya.
Baca juga: Kritik Ayatullah Khamanei terhadap Penipuan Kapitalisme Barat tentang Perempuan
Serangan Rudal Beruntun Yaman ke Jantung Tel Aviv
Serangan rudal Yaman ke wilayah pendudukan Palestina, khususnya Tel Aviv, mencapai lima serangan dalam sepekan terakhir. Bahkan, media Ibrani melaporkan bahwa serangan-serangan ini dan pengungsian jutaan warga Israel ke tempat perlindungan kini telah menjadi hal yang biasa.
Pada hari Rabu (25/12), Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Yahya Saree, dalam pernyataan resmi mengonfirmasi serangan rudal ke Tel Aviv pada dini hari. Ia menyatakan bahwa unit rudal Yaman berhasil menyerang pusat militer rezim Zionis di Yafa (Tel Aviv) menggunakan rudal hipersonik jenis Palestine-2. Serangan ini diklaim berhasil mencapai semua target yang ditentukan.
Yahya Saree menegaskan kembali dalam pernyataan sebelumnya bahwa operasi militer Yaman terhadap rezim Tel Aviv akan terus berlanjut hingga agresi sepenuhnya dihentikan terhadap Gaza dan perang genosida serta blokade terhadap wilayah tersebut diakhiri.
Yaman Sebagai Teladan untuk Dunia Arab
Pengamat regional menilai bahwa Yaman telah menjadi teladan yang membanggakan bagi dunia Arab. Meski mengalami lebih dari delapan tahun perang melawan koalisi agresor pimpinan Amerika Serikat dan Arab, serta menghadapi berbagai tekanan, termasuk di bidang ekonomi, Yaman tetap kokoh berada di garis depan dalam membela kaum tertindas. Selain itu, Yaman juga tidak gentar terhadap ancaman dari kekuatan besar dunia, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan sekutu mereka.
Tantangan Besar bagi Amerika Serikat
Dalam perkembangan terbaru, yang menunjukkan tantangan besar yang dihadapi Amerika Serikat di kawasan ini, beberapa hari lalu, setelah jatuhnya pesawat tempur AS di atas perairan Yaman di Laut Merah, Washington dihadapkan pada situasi memalukan. Meskipun Amerika Serikat berusaha menutupi insiden tersebut, Yahya Saree mengumumkan bahwa angkatan bersenjata Yaman berhasil menargetkan kapal induk USS Harry Truman dan beberapa kapal perusak milik Amerika dan Inggris. Serangan ini berhasil menggagalkan serangan terhadap Yaman.
Saree menjelaskan bahwa operasi ini menyebabkan jatuhnya pesawat tempur F-18 milik AS, yang mencoba menghadapi drone dan rudal Yaman. Setelah itu, sebagian besar pesawat tempur musuh terpaksa meninggalkan wilayah udara Yaman.
Baca juga: Persaingan Militer Zionis dalam Membunuh Anak-Anak Palestina
Pesan Strategis Operasi Yaman Melawan Poros Amerika
Serangan rudal Yaman yang terus berlanjut ke wilayah pendudukan Palestina telah membuat Zionis terkejut. Sistem pertahanan udara mahal dan berlapis milik Israel, termasuk sistem pertahanan AS, gagal menghadapi rudal-rudal Yaman.
Berikut beberapa nilai strategis dari operasi militer Yaman terhadap rezim Tel Aviv:
Yaman tidak lagi dalam posisi bertahan. Negara ini telah menjadi kekuatan yang mampu memaksa musuh mundur dan menetapkan kekuatan pencegahannya.
Kemajuan taktis dan strategis. Serangan rudal dan drone yang terorganisir dengan baik terhadap AS dan Inggris mencerminkan kemajuan signifikan dalam strategi militer Yaman.
Perubahan konsep perang laut. Operasi Yaman terhadap kapal induk AS menandakan perubahan fundamental dalam geopolitik perang laut.
Kemampuan melawan kapal induk. Yaman telah menunjukkan bahwa ia mampu menghadapi kapal induk AS, menciptakan tantangan strategis bagi Washington.
Pesan dari Serangan ke Wilayah Pendudukan Palestina
Kemampuan Yaman untuk menyerang Tel Aviv dengan rudal hipersonik, tanpa terdeteksi oleh sistem pertahanan udara Israel, menjadi bukti keberhasilan besar secara strategis. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa Yaman telah menjadi kekuatan pencegah regional yang menantang dominasi Amerika Serikat dan Israel di kawasan.
Laporan menunjukkan bahwa Yaman telah memproduksi rudal hipersonik dengan kecepatan lebih dari 12 Mach—sebuah teknologi yang bahkan belum dicapai Amerika Serikat.
Dengan pengembangan kemampuan militer Yaman, pilihan Washington dan Tel Aviv semakin terbatas. Poros Amerika-Israel harus mempertimbangkan ulang kebijakan militernya di wilayah ini. Sebab, melanjutkan perang brutal terhadap Gaza hanya akan semakin meningkatkan harga yang harus dibayar oleh Israel dan sekutunya.