Sana’a, Purna Warta – Akhirnya, Bandara Sana’a menyaksikan penerbangan pertamanya setelah pengepungan enam tahun oleh koalisi Saudi. Penerbangan itu didasarkan pada perjanjian gencatan senjata sementara dan seharusnya dilaksanakan satu setengah bulan sebelumnya.
Menurut situs berita Al-Masirah, setelah enam tahun, Bandara Internasional Sana’a, ibu kota Yaman, telah menerima izin penerbangan komersial pertamanya sejak dimulainya gencatan senjata kemanusiaan dan militer.
Baca Juga : Teroris Suriah Gali Parit untuk Tetap Aman
Menurut laporan media-media Arab, pada hari Senin (16/5) pesawat Yaman pertama tiba di Bandara Internasional tersebut untuk penerbangan komersial setelah dimulainya gencatan senjata kemanusiaan dan militer, yang hanya tersisa 15 hari.
Gencatan senjata kemanusiaan dan militer selama dua bulan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah berlaku sejak 2 April dan akan berakhir pada 2 Juni 2022. Menurut gencatan senjata, koalisi Saudi dan sekutunya seharusnya mengizinkan Bandara Internasional Sana’a untuk mengoperasikan beberapa penerbangan setelah enam tahun pengepungan, termasuk mengangkut pasien dari dalam Yaman ke luar negeri, tetapi hal itu disabotase karena berbagai alasan.
Baca Juga : Yaman Memiliki Senjata Pencegah Strategis
Gencatan senjata untuk kemanusiaan di Yaman memiliki ketentuan untuk memberi izin dua penerbangan komersial dalam setiap minggunya dari Bandara Internasional Sana’a ke Yordania dan Mesir selama dua bulan gencatan senjata, tetapi hingga saat ini koalisi Saudi belum memenuhi komitmennya. Salah satu alasan untuk menggagalkan penerbangan dari Bandara tersebut adalah perbedaan menyangkut paspor penumpang. Koalisi Saudi tidak menerima paspor yang dikeluarkan oleh Sana’a, sampai mereka menyetujuinya minggu ini.
Pada hari Minggu (15/5), Menteri Transportasi Sana’a Abdul Wahab Yahya al-Dara mengumumkan bahwa penerbangan komersial pertama sejak dimulainya gencatan senjata kemanusiaan akan berlangsung besok, Senin (16/5) dari Bandara Sana’a menuju Yordania.
Baca Juga : Kementerian Pertahanan Rusia Ungkap Kegagalan Serangan Israel