Sana’a, Purna Warta – Pada hari Kamis, 7 Desember, Departemen Keuangan AS memberikan sanksi kepada 13 individu dan lembaga dengan dalih mentransfer puluhan juta dolar ke Ansarullah Yaman dari sumber penjualan dan pengiriman barang-barang Iran.
Baca Juga : Iran: Bangsa Palestina Di Ambang Genosida Dan Pemusnahan
Departemen Keuangan AS mengklaim dalam pernyataannya pada Kamis waktu setempat bahwa IRGC mendukung jaringan bursa dan perusahaan yang kompleks di beberapa negara, termasuk Yaman, Turki, serta Saint Kitts dan Nevis.
Wakil Menteri Keuangan AS Brian Nelson mengklaim bahwa sumber daya keuangan yang disediakan oleh Iran memungkinkan serangan Ansarullah baru-baru ini terhadap kapal dagang di Laut Merah.
Dalam pernyataan Departemen Keuangan AS mengutip pernyataan Nelson, disebutkan bahwa Houthi terus menerima bantuan keuangan dan dukungan dari Iran, dan hasil dari dukungan ini jelas: Serangan yang tidak beralasan terhadap infrastruktur sipil dan kapal komersial, mengganggu keamanan maritim dan mengancam perdagangan internasional.
Sebelumnya, saluran berita Amerika CNN mengutip para pejabat militer negara itu yang mengatakan bahwa di tengah serangan rudal Ansarullah baru-baru ini di Yaman, Angkatan Laut AS sedang mempertimbangkan untuk memperkuat perlindungan kapal komersial di sekitar jalur pelayaran penting di Laut Merah.
Baca Juga : Survei: Kepercayaan Publik atas Kinerja Biden semakin Menurun
Media Amerika ini mengumumkan pada Kamis waktu setempat bahwa Amerika Serikat telah membahas langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan di kawasan dengan anggota gugus tugas gabungan yang terdiri dari 39 negara, yang bertanggung jawab atas perlindungan kapal komersial di Laut Merah.
Menurut laporan ini, para pejabat Amerika mengatakan bahwa pembicaraan difokuskan pada kemungkinan pendampingan kapal-kapal yang aktif di Laut Merah dan melalui Selat Bab Al-Mandeb ke Teluk Aden.
Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan Angkatan Darat AS mengatakan pada hari Senin di Dewan Atlantik di Washington bahwa tujuh anggota pasukan telah menawarkan bantuan. Para pejabat AS menolak mengatakan negara mana saja yang memimpin.
CNN mengumumkan bahwa diskusi tentang penguatan gugus tugas gabungan mencerminkan meningkatnya kekhawatiran di kawasan mengenai intervensi Ansarullah yang didukung Iran di jalur penting ini, yang dilalui jutaan liter minyak setiap hari.
Pasukan angkatan laut Yaman sebelumnya telah memperingatkan bahwa mereka akan melanjutkan operasi militer terhadap kapal dan kepentingan musuh Israel sampai agresi mereka terhadap rakyat Gaza dan kejahatannya terhadap bangsa Palestina dihentikan.
Baca Juga : Presiden Raisi Desak Penghentian Segera Genosida Israel Pada Kunjungan Rusia
Sebelumnya, Mohammad Al-Bukhaiti, anggota kantor politik gerakan Ansarullah mengatakan bahwa operasi militer pasukan Yaman di Laut Merah dan Laut Makran memiliki tujuan kemanusiaan dan moral.
Al-Bukhaiti berkata: “Operasi militer kami di Laut Merah dan Laut Makran hanya menargetkan kapal-kapal Israel.”
Al-Bukhaiti juga mengatakan: “Operasi militer kami terhadap rezim pendudukan akan terus berlanjut dan diperluas sampai kejahatan rezim (Zionis Israel) terhadap rakyat Palestina dihentikan.”
Dia menambahkan: “Jika negara-negara gagal memenuhi tugas kemanusiaan mereka untuk menghentikan kejahatan genosida di Gaza, kami menyarankan mereka untuk tidak mendukung pelaku kejahatan tersebut.”
Baca Juga : WHO Ingatkan Sistem Kesehatan Gaza Hampir Lumpuh Total
Mohammed Ali Al-Qadri komandan pertahanan pantai-pantai Yaman, juga mengatakan: “Selama agresi Israel terhadap saudara-saudara kita di Jalur Gaza tidak berhenti, kami tidak akan membiarkan kapal-kapal Israel mengarungi Laut Merah dan Laut Makran.”
Pada saat yang sama, jenderal Yaman ini menekankan: “Perairan kami akan menjadi kuburan kapal-kapal rezim Zionis Israel.”