Sana’a, Purna Warta – Seorang pejabat AS mengatakan pemerintah AS menjatuhkan sanksi pada dua komandan Ansarullah Yaman.
Perwakilan Khusus AS untuk Yaman, Timothy Landerking, pada hari Kamis (20/5), mengumumkan niat negaranya untuk menjatuhkan sanksi baru pada dua komandan senior Ansarullah.
Lander King mengatakan pemerintah AS menjatuhkan sanksi pada dua komandan Ansarullah yang memimpin operasi gerakan itu dalam menyerang provinsi Ma’rib.
Baca Juga : Hamas Kirim Surat ke Jokowi, Minta Indonesia Desak Israel
Pejabat AS tersebut menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang jenis denda yang akan dikenakan pada Kepala Staf Gabungan Ansarullah Mohammed Abdul Karim al-Gharami dan komandan Ansarullah Youssef al-Madani.
Houthi terus bertempur di Ma’arib dan hal ini mengganggu kami,” kata Landerking.
Hal ini bertentangan dengan perkiraan-perkiraan yang ada. Serangan Ansarullah tidak berkurang bahkan selama Ramadhan. Pejabat AS tersebut mengklaim bahwa operasi ini tidak akan berkurang dan diperkirakan di masa yang akan datang juga tidak akan berurang. Houthi tidak akan menang di Ma’raib, Sebaliknya, mereka banyak memberikan tekanan pada kondisi masyarakat yang saat ini rapuh.
Klaim pejabat AS itu muncul di tengah dukungan AS untuk agresi pimpinan Arab Saudi terhadap Yaman, dan menjadi salah satu alasan berlarut-larutnya perang di negara Arab yang miskin ini adalah.
Sejak Maret 2015, koalisi yang dipimpin Saudi telah menargetkan negara miskin Yaman dengan serangan udara, darat dan laut yang luar biasa untuk mengembalikan kekuasaan kepada Abd Rabbo Mansour Hadi, Presiden yang telah digulingkan.
Baca Juga : Pemilu Suriah Adalah Hasil dari Kemenangan & Stabilitas
Serangan ini telah menyebabkan kerusakan infrastruktur Yaman dan meluasnya kemiskinan, pengangguran serta meluasnya penyakit menular di negara Arab yang miskin ini.
Puluhan ribu warga sipil Yaman telah terbunuh dan terluka sejak serangan dimulai.
Para ahli dari PBB menggambarkan Yaman sebagai tempat krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Lebih dari 75% populasi Yaman saat ini membutuhkan bantuan dan dukungan kemanusiaan.
Dari jumlah tersebut, jutaan tidak tahu dari mana makanan mereka selanjutnya akan datang.