Shabwa, Purna Warta – Sumber-sumber dari para Pejabat di pemerintah Yaman yang mengundurkan diri melaporkan bahwa utusan AS melakukan perjalanan ke Shabwa dengan ahli militer Yaman untuk menjarah gas negara dengan membangun sebuah pangkalan.
Pejabat di pemerintah Yaman yang mengundurkan diri pada hari Sabtu (5/3) bahwa Amerika Serikat sedang berusaha untuk mendirikan pangkalan militer di Yaman selatan.
Utusan AS untuk Yaman, Timothy Lindering, dan kuasa usaha kedutaan besar Washington di Shabwa, tiba-tiba melakukan perjalanan ke provinsi kaya minyak Shabwa di Yaman selatan.
Baca Juga : Jet-Jet Tempur Koalisi Saudi Bombardir Yaman
Menurut sumber tersebut, kunjungan pejabat Amerika ke Shabwa dalam rangka mempersiapkan tanah untuk pembangunan pangkalan militer di pelabuhan Balhaf. Sumber menekankan bahwa Amerika sedang mencari ekstraksi yang aman dari gas Yaman oleh perusahaan mereka.
Sumber pemerintah yang mengundurkan diri juga mengatakan bahwa ahli militer AS menemani utusan AS dalam perjalanan untuk menentukan area pangkalan.
Amerika Serikat berupaya untuk memperkuat kehadiran dan dominasinya di pantai selatan Yaman. Pasukan Amerika Serikat ditempatkan di pangkalan Bandara Al-Rayyan di kota Al-Mukalla dan Bandara Al-Ghaiza di Yaman timur.
Baca Juga : Penandatanganan Kesepakatan antara Yaman – PBB Tentang Kapal Safer
Dalam hal ini, Abdul Malik al-Ajri, anggota tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman (berbasis di Sana’a), baru-baru ini menekankan bahwa Presiden Yaman yang telah mengundurkan diri Abdrabuh Mansour Hadi dan pemerintahnya telah menyerahkan pulau-pulau dan pelabuhan-pelabuhan Yaman kepada Amerika Serikat dan Israel. Dan baru-baru ini Al-Mahrah telah diberikan kepada Inggris.
Al-Ajri mengatakan bahwa kedatangan pasukan Inggris di kota Al-Ghaiza di provinsi Al-Mahra Yaman timur sejalan dengan kebijakan penyerahan wilayah Yaman kepada para penjajah asing. Al-Ajri menambahkan bahwa pemerintah Saudi dan UEA telah menduduki Socotra dan Al-Mahrah dengan dalih memerangi Houthi, sedangkan Houthi berjarak lebih dari 1300 km dari kedua wilayah tersebut.
Mehdi al-Mashat, ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman, juga menekankan bahwa para pemimpin tentara bayaran koalisi Saudi menjarah lebih dari 85% pendapatan minyak dan gas Yaman, sementara warga yang tinggal di provinsi-provinsi Yaman selatan yang diduduki sedang berjuang dengan meningkatnya penderitaan yang ada.
Baca Juga : Kemenangan Baru Pasukan Sana’a di Perbatasan Saudi