Yaman, Purna Warta – Data dari Departemen Pertahanan AS menunjukkan bahwa Arab Saudi telah menghabiskan $63 miliar (sekitar Rp 898,947 Triliun) untuk membeli senjata dari AS sejak awal perang Yaman.
Data Departemen Pertahanan AS menunjukkan bahwa penjualan senjata ke Arab Saudi terus berlanjut sejak awal invasi Riyadh ke Yaman.
Baca Juga : Serangan Baru Faksi Populer Terhadap SDF di Al-Hasakah
Al-Mayadeen menulis: Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kesepakatan senjata yang ditandatangani antara Riyadh dan Washington sejak Maret 2015 mendekati $28,4 miliar, di mana 20 kontrak senilai $1,2 miliar ditandatangani selama kepresidenan Joe Biden tahun ini.
Selama periode yang sama, Arab Saudi menghabiskan sekitar $ 34 miliar untuk pembelian senjata dari pihak-pihak lain, dan sesuai hal ini, pembelian militer Saudi dari sumber-sumber Amerika diperkirakan sekitar $ 63 miliar sejak invasi Yaman.
Perlu dicatat bahwa beberapa hari terakhir Tiga anggota Senat AS menentang penandatanganan kesepakatan senjata dengan Arab Saudi, termasuk 280 rudal udara-ke-udara jarak menengah canggih AIM-120C-7 dan 596 rudal LAU-128 dan amunisi lainnya.
Ini dalam keadaan dimana Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada 4 Februari bahwa ia telah menghentikan dukungan AS untuk perang di Yaman dan penjualan senjata ke Arab Saudi.
Arab Saudi berada di puncak daftar negara tujuan ekspor senjata dari Amerika Serikat.
Baca Juga : Komandan Penasihat Iran di Suriah Berubah
Pada Maret 2015, Arab Saudi, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab dan dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat, melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman, negara Arab termiskin, dengan dalih mengembalikan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi yang telah terguling dan buron ke tampuk kekuasaan, untuk memenuhi tujuan dan ambisi politiknya.
Badan-badan PBB, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF, telah berulang kali memperingatkan bahwa rakyat Yaman terus menghadapi kelaparan dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir.