Sana’a, Purna Warta – Mohammad Abdul Salam, juru bicara dan ketua tim negosiasi Ansarullah, menekankan bahwa setiap solusi untuk perang dan politik di Yaman harus memerlukan pembayaran gaji para pegawai pemerintah dari pendapatan minyak dan gas berdasarkan anggaran 2014, pembukaan kembali bandara, pelabuhan, dan jalan, serta pembebasan semua tahanan dan resolusi lengkap dari masalah kemanusiaan.
Menurut laporan kantor berita Al-Masirah Yaman, Abdul Salam juga mengatakan bahwa Ansarullah sedang mencoba melangkah ke tahap yang jelas dan kami telah mengumumkan pandangan kami kepada komite mediasi Oman.
Baca Juga : Tanggapan Pertahanan Udara Suriah terhadap Serangan Musuh di Langit Damaskus
Dia menganggap tuntutan Ansarullah sebagai sah dan benar, serta menekankan: Yang kami minta adalah persyaratan kemanusiaan yang tidak ada hubungannya dengan masalah militer dan politik.
Abdul Salam menambahkan: Pihak lain [koalisi Saudi] mencari gencatan senjata tanpa menyelesaikan masalah kemanusiaan.
Juru bicara Ansarullah ini menganggap gencatan senjata yang diumumkan oleh mediasi PBB sebagai salah satu pencapaian paling menonjol di tahun 2022 dan mengatakan bahwa masalah ini mengakhiri krisis produk minyak yang diderita bangsa Yaman.
Dia mengatakan bahwa ada upaya negara-negara agresor untuk memperpanjang gencatan senjata tanpa menambah hal-hal baru, yang kami tolak dan tuntut untuk menambah hal-hal baru.
Abdul Salam menambahkan: Setiap gencatan senjata yang kita lakukan, syarat-syarat dan aspek kemanusiaannya harus diperluas.
Abdul Salam mengacu pada syarat Ansarullah bahwa gaji karyawan dibayar dari hasil penjualan minyak dan gas Yaman.
Baca Juga : Dewan Kepresidenan Yaman Setuju untuk Jual Pelabuhan ke UEA
Juru bicara Ansarullah tersebut dengan menyatakan bahwa koalisi agresor Saudi pada saat itu menyetujui gencatan senjata, akan tetapi melancarkan serangan kepada Ansarullah, menambahkan: Kami selalu ingin membuat gencatan senjata kemanusiaan dan membedakan antara masalah kemanusiaan, tetapi mereka [koalisi agresor Saudi] hanya setelah serangan balasan kami yang menyakitkan menanggapi permintaan kami.
Kepala tim negosiasi Ansarullah Yaman menyerukan diakhirinya krisis kemanusiaan di Yaman dan mengatakan: Harus ada solusi untuk aspek kemanusiaan dari krisis Yaman, jauh dari dimensi militer dan politik.
Di akhir, Abdul Salam mengatakan: Apa yang menyebabkan koalisi (agresor Saudi) berhenti menyerang Yaman atau tidak lagi merebut sumber daya alam Yaman adalah ketakutan akan reaksi angkatan bersenjata Yaman.
Menyusul perundingan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan niat baik Sana’a, gencatan senjata dua bulan ditetapkan di Yaman pada 2 April 2022, yang berakhir setelah dua periode perpanjangan dua bulan pada 2 Oktober tanpa mencapai kesepakatan baru.
Di antara ketentuan-ketentuan terpentingnya adalah kedatangan 18 kapal pengangkut bahan bakar ke pelabuhan Al-Hudaidah dan izin dua penerbangan pulang pergi mingguan dari bandara internasional Sana’a, tetapi gencatan senjata ini dilanggar ratusan kali oleh koalisi agresor Saudi.
Baca Juga : Bandara Damaskus Kembali Aktif
Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman telah mengumumkan pencabutan pengepungan, pembukaan kembali penuh bandara internasional Sana’a, dan pembayaran gaji kepada seluruh pegawai pemerintah dari pendapatan minyak provinsi-provinsi yang diduduki oleh tentara bayaran Arab Saudi dan UEA, sebagai syarat untuk perpanjangan baru gencatan senjata.