Sana’a, Purna Warta – Sayyid Abdul Malik Al-Houthi, pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, menekankan serangan negara tersebut terhadap kepentingan-kepentingan rezim Zionis Israel sejak awal kejahatan rezim ini di Jalur Gaza.
Menurut laporan saluran berita Al-Masirah, Sayyid Abdul Malik Al-Houthi, dalam pidatonya yang disiarkan televisi Yaman hari Kamis (16/5), mengatakan: “Serangan terhadap Rafah direncanakan oleh Amerika Serikat, dan Amerika terlibat dalam membuat rakyat Palestina kelaparan untuk aksi genosida yang mereka lakukan.”
Baca Juga : Jubir Iran: Kepulauan Trio Teluk Persia Bagian Abadi Iran
Dia menyatakan: “Di bidang persenjataan, Amerika tertarik untuk memproduksi bom yang kuat dan menghancurkan kota, dan ini menunjukkan sifat kriminal dan agresif mereka.”
Sayyid Abdul Malik Al-Houthi berkata: “Sejak awal, Amerika membuat senjata mereka sedemikian rupa sehingga dapat menghancurkan kota sepenuhnya dan membunuh orang secara berkelompok.”
Pemimpin gerakan Ansarullah mengenai kelanjutan operasi tentara Yaman terhadap kapal-kapal Zionis Israel atau kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan atau kapal-kapal perusahaan yang berbisnis dengan rezim Zionis Israel, mengatakan: “Minggu ini, 7 operasi dilakukan dengan 13 rudal balistik dan jelajah serta drone di Laut Merah, Teluk Aden, dan Samudera Hindia.”
Dia menambahkan: “Salah satu kejahatan rezim Zionis Israel sudah cukup untuk membangkitkan hati nurani manusia dan menjadi saksi kuatnya posisi untuk mencegah genosida ini.”
Dengan menyatakan bahwa tidak ada statistik pasti mengenai jumlah korban di Jalur Gaza dan statistik yang diumumkan hanyalah perkiraan, Sayyid Abdul Malik Al-Houthi mengatakan: “Rezim Zionis Israel sedang berusaha untuk memberikan penderitaan yang paling buruk dan paling parah pada rakyat Palestina, dan ini merupakan tanda adanya motif kriminal dari musuh tersebut.”
Pemimpin Yaman ini melanjutkan: “Banyak keluarga Palestina telah mengungsi lebih dari lima kali di depan mata komunitas internasional dan lembaga internasional.”
Baca Juga : Tehran dan Beijing Tandatangani MoU untuk Tingkatkan Kerja Sama di Bidang Pertanian
Menurutnya, musuh Zionis Israel memantau pergerakan warga Jalur Gaza dan membantai mereka saat berpindah dari satu daerah ke daerah lain.
Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman mengatakan: “Bencana yang terjadi di Gaza tahun ini bertepatan dengan peringatan 76 tahun Nakba, ketika orang-orang Yahudi menduduki Palestina dengan bantuan Inggris.”
Dia melanjutkan: “Bersamaan dengan pendudukan Palestina, Inggris juga aktif di negara-negara Arab sekitar Palestina untuk mencegah adanya reaksi keras dalam mendukung rakyat Palestina.”
Sayyid Abdul Malik Al-Houthi menyatakan: “Terlepas dari semua klaim palsu mereka, negara-negara Barat tidak mengambil tindakan apapun terhadap kejahatan brutal Zionis Israel selama pendudukan terhadap Palestina, namun malah mendukung Zionis Israel.”
Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman menambahkan: “Negara-negara Arab meninggalkan bangsa Palestina sendirian pada tahun 1963 dan tidak cukup mendukung bangsa Palestina. Jika mereka (mendukung) pekerjaan ini, perpindahan dan tragedi bangsa Palestina akan dapat dicegah.”
Dia melanjutkan: “Kelambanan negara-negara Arab terhadap pengusiran bangsa Palestina mendorong musuh Zionis untuk menduduki Yerusalem dan seluruh wilayah Palestina.”
Pemimpin Gerakan Ansarullah menambahkan: “Amerika memperlakukan pemerintah negara-negara Arab seolah-olah tidak ada masalah dan memaksa mereka untuk berteman dengan Israel, yang merupakan kebodohan bangsa-bangsa.”
Dia menambahkan: “Negara-negara Arab adalah korban pertama Zionis Israel, dan pertama-tama, pemerintah Arab harus menghadapi Zionis Israel.”
Sayyid Abdul Malik Al-Houthi menekankan: “Upaya Amerika dan rezim Zionis Israel untuk menunjukkan bahwa persoalan Palestina adalah persoalan Iran adalah suatu penipuan yang naif.”
Baca Juga : Motif Pelaku Penembakan PM Slovakia Terungkap
Dia melanjutkan: “Gerakan Iran dan Islam lainnya yang membela perjuangan Palestina muncul karena kewajiban agama.”
Menurut pemimpin Yaman ini, apa yang terjadi di Gaza merupakan pengulangan adegan kriminal pada kejadian Nakba yang kini dilakukan dengan bertambahnya fasilitas musuh dan dukungan Amerika Serikat.
Sayyid Abdul Malik Al-Houthi berkata: “Stabilitas bangsa Palestina dan perlawanan para pejuang pada saat ini lebih penting dibandingkan masa-masa sebelumnya dalam sejarah bangsa Palestina, dan stabilitas kelompok perlawanan ini telah mengecewakan musuh.”
Dia menambahkan: “Kembalinya konflik ke lingkungan “Jebalia” dan “Al-Zaitun” pada tahap krusial ini menunjukkan kekalahan musuh Israel.”
Pemimpin Yaman ini melanjutkan: “Di beberapa daerah, bentrokan kembali terjadi untuk kelima kalinya dan setiap kali musuh mengumumkan bahwa pertempuran di daerah tersebut telah berakhir.”
Pemimpin gerakan Ansarullah ini menyatakan: (Perlawanan) terus menimbulkan kerugian besar pada musuh di Gaza dan telah menghancurkan 70 tank dan pengangkut personel Israel dalam satu minggu.”
Dia menekankan: “Meningkatnya agresi terhadap Rafah berarti peningkatan operasi di garis depan Lebanon, Irak dan Yaman. Front Lebanon melakukan operasi ekstensif, sukses dan luar biasa pada minggu ini. Front ini sangat penting karena merupakan front yang bersentuhan langsung dengan musuh dan mempengaruhi seluruh bagian rezim Zionis Israel.”
Sayyid Abdul Malik Al-Houthi mengatakan tentang front Irak bahwa front ini juga telah mengintensifkan operasinya dan kami berharap front ini akan menjadi lebih aktif.
Ia menyatakan Front Yaman telah menembakkan 211 rudal dalam 40 operasi sejak awal operasinya melawan rezim Zionis Israel.
Minggu ini, 13 rudal balistik, jelajah dan drone ditembakkan di Laut Merah, Teluk Aden dan Samudera Hindia, dan 2 operasi juga dilakukan di Laut Mediterania.
Pemimpin Yaman ini melanjutkan: “Operasi terhadap kapal-kapal Amerika di Laut Merah dan Teluk Aden telah melampaui 100 serangan rudal dan drone.”
Baca Juga : IRGC: Trio Eropa Akan Diminta Bertanggung Jawab Membantu Israel selama Operasi Janji Sejati Iran
Dia berkata: “Amerika, Inggris dan rezim Zionis Israel mencoba untuk berpindah dari wilayah yang lebih timur dengan mengubah rute mereka di Samudera Hindia, dan ini (perubahan rute) meningkatkan biaya mereka.”
Sayyid Abdul Malik Al-Houthi menyatakan: “Semakin Amerika, Inggris dan rezim Zionis Israel menjauhkan diri dari pantai Yaman, kita akan meningkatkan jangkauan rudal dan drone kita.”
Ia menegaskan, operasi angkatan bersenjata Yaman tahap keempat ini sangat penting karena menyasar kapal-kapal semua perusahaan yang kapalnya mengangkut barang ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki.
Sayyid Abdul Malik Al-Houthi menyatakan: “Kapal-kapal perusahaan-perusahaan ini akan menjadi sasaran di mana pun.”
Pemimpin Yaman ini melanjutkan: “Negara-negara dan perusahaan-petusahaan telah memahami posisi dan tuntutan Yaman selama fase pelaksanaan operasi Yaman di Laut Merah dan Teluk Aden dan menolak mengirimkan barang ke musuh Zionis Israel melalui jalur ini.”
Pemimpin gerakan Ansarullah itu menyampaikan harapannya agar Tiongkok, Rusia, dan negara-negara Asia dan Eropa lainnya juga memahami tuntutan tentara Yaman terkait pemindahan barang ke pelabuhan lain di wilayah pendudukan Palestina.
Dia menambahkan: “Adalah kepentingan semua perusahaan untuk menahan diri dari mengirimkan barang ke rezim Zionis Israel melalui Laut Mediterania atau rute lainnya, dan posisi kami dalam hal ini adalah manusiawi dan bermoral.”
Sayyid Abdul Malik Al-Houthi menyatakan: “Setiap orang mempunyai kewajiban untuk memberikan tekanan kepada rezim Zionis Israel agar menghentikan kejahatan dan pembantaian terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.”
Baca Juga : Iran Tegaskan Kembali Dukungan untuk Stabilitas di Balkan
Menurut pemimpin tinggi Yaman ini, desakan musuh Zionis Israel untuk terus merambah dan mengepung Jalur Gaza memerlukan peningkatan dan perluasan operasi di semua lini.
Di akhir dia menyatakan harapannya bahwa “saudara-saudara Irak akan bekerja sama dengan kami dalam operasi tahap keempat.”