Ansarullah: Rencana Perdamaian dari Saudi Jangan Cuma Omongan Saja

Sana’a, Purna Warta – Petinggi Yaman mengaku ragu terhadap pernyataan terbaru Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman yang mengatakan akan menemukan solusi politik untuk konflik Yaman. Ia menekankan bahwa tindakan dan kata-kata harus selalu sesuai satu sama lain jika koalisi yang dipimpin Saudi serius tentang perdamaian.

“Pernyataan itu menaruk bagi kami. Tidak ada perselisihan di antara orang Yaman, yang ada adalah perselisihan dengan agresi koalisi AS-Inggris-Saudi-Emirat dan sekutu mereka. Oleh karena itu, kami berharap negara-negara pelaku blokade [Yaman] dan pemimpin pertempuran menyadari pentingnya mengetahui pihak-pihak yang dapat melakukan pertemuan untuk membawa perdamaian bagi rakyat Yaman. Jika mereka serius tentang perdamaian, itu akan tercapai,” tulis Mohammed Ali al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, dalam sebuah posting yang diterbitkan di halaman Twitter-nya pada hari Kamis (29/4).

Mohammad Bin Salman, dalam sebuah wawancara televisi yang disiarkan oleh Pusat Penyiaran Timur Tengah pada Selasa (27/4), mendesak gerakan populer Ansarullah Yaman untuk “duduk di meja perundingan” untuk menemukan solusi yang dapat “menjamin hak-hak rakyat Yaman dan juga kepentingan rakyat Yaman”.

Ia menegaskan bahwa Kerajaan tidak akan menentang kehadiran Ansarullah di meja perundingan.

“Tidak ada keraguan bahwa Houthi (yang membentuk gerakan Ansarullah) pada akhirnya adalah orang Arab, dan tidak dapat dihindari bahwa mereka harus bekerja dengan saudara-saudara mereka untuk mengakhiri konflik ini,” kata Putra Mahkota Saudi.

Secara terpisah, juru bicara gerakan Ansarullah, Mohammed Abdul-Salam, men-tweet bahwa setiap pernyataan positif tentang Yaman bergantung pada dihentikannya blokade yang diberlakukan terhadap Yaman.

“Setiap wacana positif tentang Yaman bergantung pada pencabutan praktis blokade [yang dipimpin Saudi] dan memprioritaskan masalah kemanusiaan; karena mereka adalah subjek kritis yang memenuhi tuntutan seluruh bangsa Yaman. Langkah-langkah seperti itu akan disambut karena mereka mengakui jalan yang benar menuju perdamaian di Yaman,” tweet Mohammed Abdul-Salam.

Mutawakel mengatakan, kapal TANGO tidak diizinkan berlabuh di pelabuhan Hudaydah meski telah menjalani pemeriksaan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan memperoleh surat-surat terkait.

Dia melanjutkan, kapal tanker itu memuat solar untuk pembangkit listrik.

Pejabat energi Yaman menunjukkan bahwa enam kapal bahan bakar sekarang ditahan oleh aliansi yang dipimpin Saudi, termasuk satu kapal yang memuat bahan bakar minyak dan lima kapal yang membawa 128.035 ton bensin dan solar.

Mutawakel kemudian menganggap koalisi yang dipimpin Saudi, Amerika Serikat dan juga PBB bertanggung jawab penuh atas konsekuensi merugikan dari praktik sewenang-wenang tersebut, menekankan bahwa mereka menambah penderitaan rakyat Yaman.

Arab Saudi, yang didukung oleh AS dan sekutu regional lainnya, melancarkan perang dahsyat di Yaman pada Maret 2015, dengan tujuan mengembalikan tahta presiden mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi dan menghancurkan kelompok Ansarullah.

Angkatan bersenjata Yaman dan sekutu Komite Popule, telah semakin kuat melawan pasukan-pasukan agresor yang dipimpin Saudi. Hal itu dapat dilihat dari serangan-serangan yang gencar dilakukan oleh Ansarullah di jantung negara Saudi akhir-akhir ini.

Agresi militer yang dipimpin Saudi telah menyebabkan ratusan ribu orang Yaman tewas, dan membuat jutaan orang mengungsi. Perang itu juga telah menghancurkan infrastruktur Yaman dan menyebarkan kelaparan dan penyakit menular di seluruh negeri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *