Sana’a, Purna Warta – Juru bicara Ansarullah Mohammad Abdul Salam pada Senin malam (23/5) dalam menanggapi pelanggaran di wilayah udara oleh koalisi Saudi dan sikap pasif PBB tentang Yaman: Jika drone Yaman terbang di wilayah udara negara-negara koalisi agresor, maka PBB akan segera mengambil tindakan.
Abdul Salam juga mengatakan bahwa mengirim pesawat mata-mata ke langit Sana’a adalah tindakan bermusuhan yang menunjukkan bahwa negara-negara agresor tidak menghormati gencatan senjata PBB yang ada.
Baca Juga : Tentara Yaman: Kami Tembak Jatuh drone Angkatan Udara Saudi
Ketua tim perunding Yaman juga menyalahkan negara-negara agresor atas konsekuensi dari tindakan provokatif dan bermusuhan ini.
Tentara Yaman mengumumkan pada Senin malam (23/5) bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata koalisi Saudi.
Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan bahwa pesawat mata-mata berjenis CH4 menjadi sasaran rudal darat-ke-udara Yaman.
Menurut seorang pejabat militer Yaman, pesawat itu ditembak jatuh di langit Sana’a setelah melanggar gencatan senjata PBB dan melakukan tindakan permusuhan.
Baca Juga : Reaksi Keras Petinggi Iran atas Teror terhadap Komandan IRGC
Pada tanggal 1 April, Hans Grundberg mengumumkan bahwa para pihak dalam perjanjian di Yaman telah menyetujui gencatan senjata selama dua bulan (yang memungkinkan untuk diperpanjang) yang akan berlaku mulai 2 April.
Disebutkan bahwa koalisi agresor Arab yang dipimpin Saudi, pasukan pemerintah Yaman yang mengundurkan diri (Mansour Hadi), dan gerakan Ansarullah menyambut baik gencatan senjata ini.
Salah satu klausul terpenting dalam perjanjian itu adalah dimulainya kembali penerbangan komersial dari Bandara Sana’a dengan dua penerbangan dalam seminggu, satu ke Mesir dan lainnya ke Yordania.
Baca Juga : [VIDEO] – Jatuhnya Drone Saudi di Sana’a