Sana’a, Purna Warta – Pemimpin Ansarullah dengan mengatakan bahwa rezim UEA, Bahrain dan Arab Saudi telah menormalisasi hubungan dengan Israel dengan kedok “perdamaian dan stabilitas” di kawasan itu, dan menambahkan bahwa para pelaku normalisasi hubungan telah menunjukkan permusuhan mereka dengan siapa pun yang memusuhi Israel.
Pemimpin Ansarullah Yaman, Sayyid Abdul Malik al-Houthi pada hari Selasa malam (19/4) selama pidato pada malam ke-18 bulan suci Ramadhan mengatakan bahwa negara-negara pelaku normalisasi hubungan adalah musuh dari mereka yang memusuhi Israel.
Baca Juga : Ansarullah Kutuk Pembakaran Al-Qur’an di Swedia
Menurut Al-Masirah, Sayyid Abdul Malik al-Houthi menambahkan: Rezim Al-Khalifa, Al-Saud dan Al-Nahyan, yang menjalankan normalisasi hubungan dengan Israel di bawah kedok perdamaian dan stabilitas regional, percaya bahwa tidak ada masalah untuk mengalah dari Israel dan Amerika Serikat. Hal ini terjadi di saat mereka (rezim Arab) terlihat buas di hadapan negara-negara lain.
Pemimpin Ansarullah menyatakan: Rezim yang menormalisasi hubungan tidak hanya tidak menginginkan perdamaian dan stabilitas kawasan dan Umat Islam, tetapi juga mendukung hasutan-hasutan dengan media, harta, dan pengaruh politik mereka.
Dia menambahkan: Para rezim pelaku normalisasi menampakan permusuhan terhadap mujahidin di Palestina dan menggambarkan mereka di media-media sebagai teroris, hal ini menunjukkan bahwa rezim Emirat, Bahrain dan Saudi menjadikan perdamaian sebagai simbol pelayanan (terhadap Israel).
Baca Juga : Rezim Arab Tetap Diam dalam Hadapi Agresi Israel
Dengan merujuk pada perkembangan saat ini di Yerusalem yang diduduki dan serangan terhadap Masjid Al-Aqsha oleh pemukim dan tentara Israel, dia mengatakan bahwa tindakan agresif Zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsha dan jamaah solat telah membuktikan permusuhan Israel dengan Islam dan tempat-tempat sucinya.
Dalam peringatan kesyahidan Presiden Saleh Al-Samad, Pemimpin Revolusi mengatakan: Syahid al-Samad bertolak dari posisi tanggung jawabnya untuk berkorban, bukan untuk mementingkan dirinya sendiri dengan aset keuangan atau keuntungan dan rampasan pribadi.
Ia mencontohkan bahwa syahid al-Samad menjadikan posisinya sebagai titik tolak pengorbanan, pemberian, penebusan, membela harkat dan martabat umat dan menghadapi musuh-musuhnya. Dia kokoh, kukuh dan setia pada nilai-nilai ini, sampai bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan syahid.
Baca Juga : Serangan Artileri Turki di Timur Laut Suriah