Sanaa, Purna Warta – Abdul Malik al-Houthi, Pemimpin front resistensi Ansarullah, menegaskan bahwa Amerika memanipulasi peristiwa 11 September sebagai kunci untuk menguasai kekuatan dan kekayaan negara-negara Arab dan Islam.
Dikutip dari al-Mayadeen, Kamis (3/6), Abdul Malik al-Houthi dalam orasinya di hari Teriakan Anti-Penjajahan mengatakan, “Amerika dan Israel menargetkan penghapusan Arab dan Islam. Sedangkan di sisi lain, Iran dan Muqawamah terus melangkah menolak hegemoni Amerika.”
Baca Juga : Tunjukkan Sikap, Rakyat Yaman Lancarkan Demonstrasi Menentang AS & Israel
Hari Teriakan Anti-Penjajahan adalah hari peringatan upaya Sayyid Hussein Badruddin al-Houthi, mantan Ketua Ansarullah, dalam menolak kolonialisme.
Dalam kesempatan ini, Sayyid Abdul Malik al-Houthi mengupas partai al-Islah yang menjadi kaki tangan koalisi Saudi dan menegaskan, “Di awal partai al-Islah mengenalkan diri sebagai gerakan Islam di Yaman. Turun dalam kekuasaan dan merubah syiar-syiarnya. Namun kemudian mereka merubah pandangan terkait Palestina dan searah dengan Amerika dalam agresi di regional.”
“Dalam upaya melawan agresi Amerika dan rezim Zionis, Sayyid Hussein al-Houthi menemakan teriakan anti-penjajahan. Karena dia tahu bahwa bangsa Yaman sadar seberapa besar ancaman serta serangan Amerika yang mereka hadapi,” lanjutnya.
“Tujuan dari teriakan anti-penjajahan ini adalah menyadarkan, mengajak bangsa untuk menerima tanggung jawab dan bangun dari ketidakpedulian. Dari sinilah, timbullah keharusan untuk bermobilisasi demi memperkuat barisan dalam negeri dan menolak tunduk di hadapan hegemoni Amerika,” tambahnya.
Ketua Ansarullah menegaskan urgennya syiar teriakan anti-kolonialisme dan proyek Amerika versus Umat yang semakin jelas hari demi hari. Ia juga menambahkan, “Di sisi lain, besarnya agresi Amerika-Israel melawan Umat dan bisunya beberapa pemimpin juga semakin jelas.”
“Kebijakan-kebijakan Saudi dan Emirat versus Iran dan Palestina ada dalam koridor ketaatan atas titah Amerika. Inilah sebab kebisuan Saudi dan Emirat di hadapan Amerika hingga mereka menggambarkan Iran, Muqawamah Palestina dan Hizbullah sebagai ancaman,” tambahnya lebih lanjut.
Abdul Malik al-Houthi mengajak semua pihak untuk lepas dari jeratan dan dikte Amerika dan antek-anteknya lalu menegaskan, “Muqawamah Palestina dan Hizbullah gencar menggagalkan proyek Amerika dan Israel di Kawasan.”
Baca Juga : Global Times: China Siap-Siap Perang Atom Versus Amerika
“Muqawamah telah melakukan apapun yang harus untuk melawan proyek Amerika dan rezim Zionis yang menargetkan kekuasaan atas bangsa di kawasan. Jadi semua harus mencurahkan dukungannya kepada gerakan resistensi Palestina dan Lebanon, sebagaimana yang dilakukan oleh Iran dan Suriah,” jelasnya.
Terkait perang Pedang al-Quds, Sayid Abdul Malik al-Houthi menyatakan, “Media-media Saudi dan Emirat mendefinisikan resistensi Palestina sebagai musuh.”
“Kami sekarang di depan satu fakta yang sangat jelas. Satu pihak kontra propaganda Amerika dan pihak lain pro proyek Amerika,” hematnya.