Sana’a, Purna Warta – Gerakan Ansarullah Yaman, saat mengumumkan dukungannya untuk revolusi rakyat Bahrain, menekankan bahwa revolusi ini adalah Islami dan memiliki tujuan yang luhur.
Biro politik gerakan Ansarullah Yaman mengucapkan selamat kepada rakyat Bahrain pada peringatan 11 tahun revolusi rakyat melawan rezim Al Khalifa.
Baca Juga : Serangan Luas Koalisi Agresor Saudi di Sana’a
Kantor tersebut mengeluarkan pernyataan yang menekankan bahwa rakyat Bahrain adalah bangsa Muslim, merdeka, bersemangat dan mujtahid yang memiliki hati nurani yang murni dan iman revolusioner serta iman jihadis melawan penindasan.
Jaringan Berita Al-Masirah, dengan mengutip pernyataan ini, melaporkan: Agresi rezim tidak mengganggu tekad rakyat Bahrain; Karena api revolusi masih berkobar dengan kedamaian dan stabilitasnya.
Ansarullah, menyatakan bahwa revolusi Bahrain adalah sebuah revolusi Islam, dan menekankan bahwa revolusi ini memiliki prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan orisinal yang berharga dan tulus dalam pendiriannya terhadap isu-isu Umat Islam.
Baca Juga : Turki Kunjungi UEA Demi Hidupkan Relasi
Gerakan Yaman ini dalam menyatakan bahwa revolusi Bahrain mengumumkan penolakannya terhadap semua rencana pengkhianatan dan normalisasi, mengatakan bahwa rezim Bahrain adalah salah satu rezim tentara bayaran yang dengan cepat menormalkan hubungannya dengan rezim Zionis Israel.
Ansarullah mencatat bahwa tingkat kejahatan yang dilakukan oleh rezim Bahrain, Amerika Serikat dan Arab Saudi terhadap rakyat Bahrain, tidak peduli seberapa besar mereka, tidak akan mencegah rakyat Bahrain untuk melanjutkan jalan revolusioner dan jihad mereka sampai semua tuntutan keadilan mereka terpenuhi.
Gerakan Yaman ini, di akhir pernyataannya menekankan bahwa mereka akan terus mendukung rakyat Bahrain dan revolusi Bahrain menuju kebebasan, keadilan, kemerdekaan dan martabat.
Baca Juga : Taliban Desak AS Batalkan Keputusan untuk Membagi Dua Aset Afghanistan
Bahrain telah menyaksikan revolusi rakyat melawan rezim Al Khalifa sejak 14 Februari 2011. Dan revolusi ini berlanjut hingga hari ini ketika laporan berturut-turut oleh organisasi hak asasi manusia mengkonfirmasi penyebaran penindasan, tekanan, menodai citra ulama Syiah, meminggirkan warga asli negara itu, dan memberdayakan minoritas imigran untuk mengubah konteks demografis.
Menurut laporan dari organisasi hak asasi manusia, komunitas internasional dan PBB, yang selalu mengambil posisi berdasarkan tujuan dan motif politik dan faksi, tetap diam dalam menghadapi kejahatan Al-Khalifa di Bahrain.