Ansarullah: Beberapa Kelompok Yaman Memanfaatkan Keberlanjutan Perang

Ansarullah: Beberapa Kelompok Yaman Memanfaatkan Keberlanjutan Perang

Sana’a, Purna Warta Juru bicara gerakan Ansarullah Yaman mengatakan bahwa beberapa kelompok dan faksi internal yang bersekutu dengan Riyadh di Yaman telah menjadi “pedagang perang”.

Muhammad Abdul Salam, kepala negosiator Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman (berbasis di Sana’a) dan juru bicara Gerakan Ansarullah Yaman, mengatakan bahwa bola sekarang ada di lapangan Arab Saudi, dan Riyadh-lah yang harus memutuskan tindakan apa yang harus diambil.

Baca Juga : Hashtag Socotra Kuburan Penjajah Trending di Twitter

Menurut situs berita Al-Khabar Al-Yemeni, dia mengatakan bahwa berakhirnya gencatan senjata dikarenakan berakhirnya kesepakatan-kesepakatan sebelumnya yang dibuat di bawah pengawasan PBB.

Perserikatan Bangsa-Bangsa membawa semua opsinya ke meja, tetapi pembayaran gaji pekerja tetap menjadi tuntutan mendasar.

Abdul Salam menambahkan: Bola ada di lapangan rezim Arab Saudi. Karena hubungan antara Sana’a dan Riyadh pada umumnya bergantung pada posisi dan pendekatan mereka terhadap masalah tersebut. Sana’a dalam posisi bertahan dan ini jelas.

Juru bicara Ansarullah menegaskan bahwa Riyadh yang membentuk koalisi melawan Yaman dan berupaya di kalangan internasional sejalan dengan blokade terhadap Yaman dan berlanjutnya tekanan diplomatik, pada saat yang sama mendatangkan dukungan dari Amerika Serikat dan Inggris.

Berkenaan tentang peran kelompok-kelompok Yaman yang berjuang bersama koalisi Saudi-Emirat, Abdul Salam mengatakan: Mereka menyebabkan pemerintah Arab Saudi mengabaikan peluang untuk perdamaian, dan ini menunjukkan bahwa beberapa kelompok dan faksi Yaman yang memihak agresor bertindak seperti “pedagang perang” dan mendapat untung dari penderitaan rakyat Yaman.

Baca Juga : Kematian Para Pemimpin ISIS di Daraa

Dia menegaskan, beberapa faksi mengerahkan segala upaya untuk menghancurkan gencatan senjata dan membuat suasana tegang sejak awal gencatan senjata. Sebab, menurutnya, mereka jelas khawatir akan pencabutan blokade terhadap Yaman dan pembayaran gaji karyawan, dan mereka melihat keuntungan mereka dalam kelanjutan perang dan pertumpahan darah di Yaman.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *