Sana’a, Purna Warta – Surat kabar New York Times pada Minggu pagi, mengutip para pejabat Amerika, melaporkan bahwa menemukan target serangan hari Jumat dan Sabtu di Yaman lebih sulit daripada yang diperkirakan Washington.
Baca Juga : Sheikh Hasina Dilantik sebagai PM Bangladesh untuk Kelima Kalinya
Terlepas dari klaim Amerika Serikat dan Inggris bahwa serangan agresif terhadap pangkalan militer di Yaman berhasil dan kemampuan tentara serta angkatan bersenjata negara ini untuk menyerang kapal-kapal Zionis Israel di Laut Merah telah dinonaktifkan, laporan menunjukkan bahwa klaim tersebut salah.
Surat kabar New York Times pada Minggu pagi, mengutip para pejabat Amerika, melaporkan bahwa menemukan target serangan hari Jumat dan Sabtu di Yaman lebih sulit daripada yang diperkirakan Washington.
Para pejabat tersebut – yang namanya tidak diungkapkan – mengatakan kepada surat kabar ini bahwa banyak kemampuan militer ofensif tentara Yaman tetap utuh setelah serangan udara AS dan Inggris.
The New York Times – untuk menjaga wajah Amerika – mengklaim bahwa hanya sekitar 20% dari kemampuan rudal dan drone angkatan bersenjata Yaman yang hancur dalam serangan ini.
Ketika menjelaskan sulitnya mengidentifikasi sasaran militer di Yaman, para pejabat Amerika mengatakan kepada surat kabar ini bahwa hal ini disebabkan oleh pengabaian selama bertahun-tahun oleh agen mata-mata Amerika dan sekutunya mengenai gerakan perlawanan Ansarullah dan kegagalan mengumpulkan informasi.
Baca Juga : Yaman Sepenuhnya Siap Hadapi Agresi Amerika
Sebelumnya, Panglima Angkatan Udara Amerika Serikat di Asia Barat mengumumkan bahwa pada Jumat pagi, bekerja sama dengan Inggris, mereka menyerang 60 sasaran di 16 pangkalan militer di Yaman dengan lebih dari 100 peluru kendali dari udara dan laut.
Amerika kembali melakukan serangan agresif terhadap Yaman pada Sabtu pagi.