Washington, Purna Warta – Departemen Keuangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menghapus Ansarullah dari daftar organisasi teroris.
Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah secara resmi menghapus kelompok Ansarullah dari daftar yang disebut organisasi teroris.
Sebuah pernyataan di situs Departemen Keuangan AS mengatakan: “Pada 16 Februari 2021, Departemen Luar Negeri mencabut pencantuman Ansarullah dalam Daftar Terorisme, maka dari itu Ansarullah tidak terkena lagi sanksi dan embargo dari “Peraturan Sanksi Teroris Global”, “Sanksi terhadap organisasi teroris asing ” atau “Perintah Eksekutif 13224.”
Departemen Keuangan AS tidak akan lagi melarang individu untuk terlibat dalam perdagangan dengan Ansarullah sebagai akibat dari kebijakan tersebut, asalkan pertukaran tersebut tidak melibatkan orang-orang yang ada dalam daftar sanksi atau terlibat dalam kegiatan yang sebaliknya dilarang.
“Amerika Serikat mendesak Houthi untuk berhenti mendekati wilayah Marib, untuk menghentikan semua operasi militer, dan untuk mau bernegosiasi,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan.
“Invasi Houthi ke Ma’rib bukanlah pekerjaan kelompok yang berkomitmen untuk perdamaian atau menyerukan diakhirinya perang,” kata pernyataan itu.
“Jika Houthi serius untuk mencapai solusi politik yang dinegosiasikan, mereka harus menghentikan semua kemajuan militer dan menahan diri dari tindakan destabilisasi dan berpotensi untuk mematikan pihak lainnya, termasuk serangan ke wilayah Arab Saudi,” tambahnya.
Mohammed Abdul Salam, juru bicara resmi gerakan Ansarullah Yaman dan kepala tim negosiasi Sanaa dua hari lalu, Minggu (14/2), dan menegaskan bahwa operasi Sanaa bersifat defensive bukan ofensif dan mengatakan bahwa hal itu tidak akan berhenti selama agresi dan pengepungan Yaman terus berlanjut. .
“Kami telah berulang kali menyatakan bahwa operasi militer kami murni defensif dan akan berlanjut hingga agresi koalisi Saudi – AS berhenti dan pengepungan dicabut,” katanya.
“Tanpa mengambil langkah praktis yang mengarah pada perdamaian sejati, pernyataan apa pun, betapa pun positifnya, tidak ada artinya,” lanjut Mohammad Abdul-Salam.
Abdul Salam juga menekankan: “Hentikan agresi dan hentikan pengepungan dari orang-orang Yaman sehingga perdamaian dapat dibangun untuk semua.”
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengumumkan Jumat lalu untuk pertama kalinya bahwa pencabutan “embargo teroris” dari Ansarullah akan berlaku sejak hari Selasa. Pemerintah AS telah mengklaim bahwa langkah tersebut bertujuan untuk membantu meringankan bencana kemanusiaan di Yaman.
Serangan-serangan ini telah menyebabkan kerusakan infrastruktur Yaman dan penyebaran kemiskinan, pengangguran, dan penyebaran penyakit menular di negara Arab yang miskin ini. Puluhan ribu warga sipil Yaman telah tewas dan terluka sejak serangan agresi Saudi -AS dimulai.
Pakar PBB menggambarkan Yaman sebagai tempat krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Puluhan juta orang di negara ini membutuhkan semacam bantuan dan dukungan kemanusiaan.
Pemerintahan baru AS yang dipimpin oleh Joe Biden mengaku berniat menghentikan perang di negeri ini. Klaim tersebut muncul ketika perang Yaman dimulai dengan lampu hijau dari pemerintahan Barack Obama.
Baca juga: AS Akan Hapus Label “Teroris” dari Ansarullah Yaman Dalam Waktu Dekat