Sana’a, Purna Warta – Kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, untuk menentukan garis kebijakan negara, mengatakan bahwa Sana’a ingin menjalin hubungan dengan semua negara kecuali rezim Zionis Israel.
Kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, Mehdi al-Mashat, bertemu dengan penasihat diplomatiknya, Abdullah Mohammed Hajar, kemarin (Senin, 13 Desember) untuk membahas kerangka kebijakan luar negeri Sana’a di masa depan, dengan mengatakan bahwa hubungan Yaman dengan negara lain didasarkan pada penghormatan terhadap kemerdekaan dan kedaulatannya.
Baca Juga : Operasi Gerakan Menjepit Pasukan Sana’a
Al-Mashat menambahkan: Dasar hubungan luar negeri kami dengan negara-negara lain di dunia adalah untuk menghormati kedaulatan dan kemerdekaan Yaman dan tidak ikut campur dalam urusan internal Yaman.
Kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman menekankan bahwa Sanaa ingin menjalin hubungan dengan semua negara kecuali rezim Zionis Israel.
Dia menekankan bahwa penyalahgunaan tentara bayaran dan pengkhianat misi diplomatik (berafiliasi dengan pemerintah Yaman mengundurkan diri) di luar negeri, memiliki dampak negatif pada wajah Yaman dan menyajikan citra palsu negara yang harus diperbaiki di masa depan.
Menurut Al-Masirah, pertemuan itu juga membahas aspek-aspek yang terkait dengan persiapan fase pasca-agresi koalisi Saudi dan misi Kementerian Luar Negeri Yaman untuk memenuhi tugasnya secara penuh dan efektif dalam melayani identitas keagamaan rakyat Yaman.
Baca Juga : Surat Kabar AS Ungkap Rincian Peran Israel Dalam Perang Yaman
Selama pertemuan tersebut, al-Mashat menekankan bahwa Yaman mendukung isu-isu sentral Umat Islam dan yang paling penting adalah cita-cita rakyat Palestina.