Sana’a, Purna Warta – Saluran berita Al Jazeera, mengutip sumber Yaman, menyebutkan bahwa Amerika Serikat dan Inggris sekali lagi melancarkan serangan baru ke wilayah Yaman.
Baca Juga : Brigade Al-Qassam Akui Hancurkan sekitar 1.000 Kendaraan Militer Israel dalam 100 Hari Terakhir
Saluran berita Al Jazeera, mengutip sumber Yaman, melaporkan bahwa Amerika Serikat dan Inggris menargetkan gunung Jad’a yang terletak di provinsi Al-Hudaidah (Yaman barat) pada Minggu malam.
Reporter jaringan Al-Mayadeen di Yaman melaporkan bahwa pesawat mata-mata dan pesawat tempur Amerika terbang di langit Al-Hudaidah. Sampai saat ini sumber resmi Yaman belum mengkonfirmasi serangan tersebut.
David Cameron, Menteri Luar Negeri Inggris, sore ini memperingatkan bahwa jika kapal kargo terus diblokir, harga barang-barang di Inggris akan naik, dan oleh karena itu, mereka akan menyerang Yaman lagi.
Jumat lalu, Amerika dan Inggris menargetkan 16 tempat di Yaman, termasuk Bandara Al-Hudaidah, Kamp Kahlan, Pangkalan Al-Dilami dan wilayah di Zubayd, dengan klaim merespons tindakan pemerintah Sana’a di Selat Bab Al-Mandeb.
Baca Juga : 100 Hari dan 75 Tahun Pembantaian: Reaksi Netizen atas Hari ke-100 Perang Gaza
Seorang pejabat Ansarullah juga melaporkan bahwa setelah serangan-serangan ini, Yaman merespons dengan menembakkan beberapa rudal ke kapal perang Amerika di Laut Merah dan Bab Al-Mandeb untuk mengirimkan pesan yang jelas bahwa tidak ada keraguan dalam keinginan rakyat Yaman.
Sementara itu, sumber-sumber informasi di Sana’a memberi tahu surat kabar Al-Akhbar bahwa tentara Yaman memperkirakan akan terjadi serangan besar-besaran sejak awal pekan lalu, dan mungkin tertunda karena negosiasi yang berkepanjangan untuk mengeluarkan resolusi.
Bahkan ada penilaian bahwa dalam kemungkinan serangan, selain pengeboman pangkalan dan fasilitas militer, pasukan darat, termasuk milisi tentara bayaran atau komando angkatan laut AS dan Inggris, juga akan terlibat.
Selain itu, milisi yang menentang pemerintahan Keselamatan Nasional Yaman, yang dianggap sebagai tentara bayaran Arab Saudi dan UEA, sejauh ini menghindari konfrontasi dengan pemerintah Keselamatan Nasional Yaman karena kekhawatiran mereka terhadap konsekuensi dimulainya kembali konflik di Yaman.
Baca Juga : 100 Hari Perang Gaza, 100 Lebih Jurnalis Tewas
Nampaknya pemerintah Sana’a memantau pergerakan kekuatan proksi tersebut guna memberikan respons yang tepat jika melihat adanya pelanggaran terhadap perjanjian yang sudah ada (perjanjian gencatan senjata Maret 2022 di Stockholm).