Sana’a, Purna Warta – UNICEF telah membunyikan alarm dan mengumumkan bahwa sekitar enam juta anak Yaman hadapi bahaya kelaparan dan menyerukan bantuan internasional serta mendesak untuk menyelamatkan hidup mereka.
Perserikatan Bangsa-Bangsa sekali lagi membunyikan alarm dan memperingatkan tentang risiko kematian jutaan anak Yaman karena kelaparan.
Baca Juga : Ini ‘Harga’ yang Dipatok Saudi untuk Normalisasi dengan Israel
Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) telah memperingatkan bahwa jutaan anak-anak di Yaman berisiko kelaparan kecuali tindakan segera diambil untuk memastikan dana yang cukup untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa.
Kantor organisasi tersebut di Yaman mengumumkan dalam sebuah tweet bahwa sekitar enam juta anak di Yaman tinggal selangkah lagi dari kelaparan dan membutuhkan dukungan segera.
Kantor ini mencatat bahwa waktunya telah tiba untuk menekankan komitmen dengan mitra Eropa untuk memberikan bantuan dan dukungan penyelamatan jiwa.
Sementara itu, UNICEF telah mengumumkan kebutuhannya sekitar 450 juta dolar awal tahun ini untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan jiwa anak-anak di Yaman.
Menurut laporan organisasi yang diterbitkan pada akhir Maret, lebih dari 11 juta anak di Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Program Pangan Dunia pada hari Minggu mengumumkan kebutuhan mendesak sebesar $80 juta untuk terus memberikan bantuan makanan penyelamat anak-anak Yaman.
Blokade darat, udara dan laut terhadap Yaman dimulai dengan kehadiran kapal perang Arab Saudi di perairan Yaman pada tahun 2015 dan setelah serangan militer Saudi di negara ini, Amerika juga bergabung dengan blokade ini pada Oktober 2016.
Baca Juga : Amerika Ingin Lanjutkan Perang dan Pengepungan Terhadap Yaman
Pada awal April 2023, bersamaan dengan negosiasi delegasi Arab Saudi dengan Ansarullah Yaman di Sana’a, Riyadh mengumumkan dengan mengeluarkan keputusan bahwa pihaknya menghapus pelarangan masuknya 500 item barang ke Yaman, yang dilarang 6 tahun lalu. Dan kapal yang bergerak menuju Yaman dapat memasuki pelabuhan-pelabuhan Yaman tanpa pemeriksaan apa pun. Namun yang terjadi dalam praktiknya, blokade terhadap negara ini belum sepenuhnya dicabut, dan negara ini masih diblokade dan diembargo dalam menjual minyak, yang uang hasil dari penjualan minyak tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat.