25 Anggota Parlemen AS Kutuk Keputusan Trump Boikot Ansarullah Yaman

12 kongres

Washington, Purna Warta – 25 anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS, yang dipimpin oleh ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, George Mikes, dalam suratnya mengutuk keputusan pemerintah Presiden AS Donald Trump untuk mengembargo gerakan Ansarullah Yaman.

Dalam sebuah surat kepada Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, parlemen AS menekankan konsekuensi yang akan terjadi dari langkah tersebut dan menyerukan adanya transparansi mengenai proses yang menyebabkan adanya keputusan politik terburu-buru pemerintahan Trump di hari-hari terakhirnya.

“Langkah di hari-hari terakhir pemerintahan Trump tidak diragukan lagi akan memperburuk krisis kemanusiaan terbesar di dunia dan menempatkan ribuan orang Yaman pada risiko yang lebih besar,” tulis Micks dalam surat itu.

“Faktanya adalah bahwa pemerintahan Trump sedang terburu-buru untuk membuat keputusan ini, dan mengabaikan konsekuensi keputusan ini bagi warga sipil Yaman,” tambahnya.

“Keputusan ini akan mempersulit Perwakilan Khusus PBB Martin Griffiths untuk bekerja sebagai negosiator perdamaian dan hanya akan menghalangi akhir dari perang brutal ini,” katanya.

Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri AS mengumumkan keputusannya untuk menginformasikan Kongres AS bahwa gerakan perlawanan Ansarullah Yaman dinyatakan sebagai organisasi teroris.

Langkah Pompeo melawan Ansarullah Yaman terjadi ketika koalisi Saudi-Emirat melanjutkan penyerangan dengan membom dan menembaki infrastruktur Yaman selama hampir enam tahun, memaksakan pengepungan, menyebabkan kelaparan dan kekurangan pasokan medis pada rakyat Yaman, dan membunuh wanita serta anak-anak.

Sejak April 2015, koalisi yang dipimpin Saudi telah menargetkan negara miskin Yaman dengan serangan udara, darat dan laut yang hebat untuk memulihkan kekuasaan Yaman pro Saudi yang digulingkan oleh Ansarullah.

Serangan-serangan ini telah menyebabkan kerusakan infrastruktur Yaman dan penyebaran kemiskinan, pengangguran, dan penyebaran penyakit menular di negara Arab yang malang ini.

Pakar PBB menggambarkan Yaman sebagai tempat krisis kemanusiaan terbesar di dunia. 22 juta orang, yang merupakan 75% dari populasi Yaman, membutuhkan semacam bantuan dan dukungan kemanusiaan. Dari jumlah tersebut, 8,4 juta tidak tahu dari mana makanan mereka selanjutnya akan didapatkan.

Baca juga: Jelang Pelantikan Joe Biden, Green Zone di Jantung AS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *