Ma’rib, Purna Warta – Sumber Yaman melaporkan 202 pelanggaran gencatan senjata di al-Hudaidah dan 39 serangan udara di Ma’rib oleh koalisi agresor Saudi.
Sebuah sumber di Ruang Operasi Petugas Penghubung untuk Pemantauan Pelanggaran di Provinsi Al-Hudaidah mengatakan bahwa koalisi Saudi telah melanggar gencatan senjata 202 kali dalam 24 jam terakhir di berbagai front di provinsi tersebut.
Menurut sumber Yaman, koalisi agresor meluncurkan empat serangan udara di Al-Fazah dan Al-Tahtia, dan sembilan pesawat mata-mata terbang di atas Al-Fazah, Al-Jah, Al-Jabaliya dan Al-Tahtia.
Ruang Operasi untuk Petugas Komunikasi dan Koordinasi untuk memantau pelanggaran gencatan senjata di provinsi al-Hudaidah juga mengatakan bahwa para penyerang menargetkan 14 area berbeda dengan peluru artileri dan 172 kali melakukan penembakan.
Laporan tersebut menyatakan bahwa dalam serangan artileri koalisi agresor tiga warga Yaman yang tinggal di al-Hudaidah terluka di salah satu cabang perusahaan di lingkungan al-Shuhada.
Pada 13 Desember 2018, pihak Yaman mencapai kesepakatan gencatan senjata di Swedia di provinsi Al-Hudaidah. Sejak itu, koalisi agresor Saudi telah melanggar gencatan senjata dan melanjutkan serangannya ke provinsi al-Hudaidah.
Dalam 24 jam terakhir, jet-jet tempur koalisi Saudi juga telah melakukan serangan udara di berbagai bagian provinsi Ma’rib.
Menurut statistik yang dipublikasikan, koalisi agresor melakukan 39 serangan udara pada hari Rabu (1/9) di berbagai wilayah Ma’rib, termasuk 14 kali di kota Rahbah, 17 kali di Sirwah dan 8 kali di wilayah Madghal.
Arab Saudi, dalam aliansi dengan beberapa negara Arab di kawasan itu, meluncurkan serangkaian serangan besar-besaran terhadap Yaman pada 26 Maret 2015, untuk membawa Presiden Yaman yang terguling dan buron Abdrabbuh Mansour Hadi kembali berkuasa, selain menghancurkan Yaman dan membunuh ribuan orang yang tidak bersalah, rezim Saudi tidak mencapai satupun dari tujuannya.