Sana’a, Purna Warta – Surat kabar The Guardian mengumumkan bahwa di tengah ketegangan yang terjadi baru-baru ini di Laut Merah, lebih dari 103 kapal komersial telah mengubah rute lalu lintasnya.
Baca Juga : Mantan PM Israel: Netanyahu Harus Dilengserkan!
Menurut surat kabar Inggris Guardian, menyusul ketegangan baru-baru ini di Laut Merah antara angkatan bersenjata Yaman dan kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel, lebih dari 103 kapal kargo telah mengubah rutenya. Dan bukannya melalui Terusan Suez di Mesir, mereka malah melewati Tanjung Harapan.
Perubahan rute kapal-kapal ini menyebabkan peningkatan sekitar enam ribu mil laut dari pelayaran komersial biasa antara Asia dan Eropa, yang menyebabkan keterlambatan 3-4 minggu bagi barang-barang untuk mencapai tujuannya.
Perlu disebutkan bahwa sekitar 19 ribu kapal melewati Terusan Suez setiap tahunnya. Kanal yang mengarah ke Laut Merah ini merupakan salah satu jalur perairan penting perdagangan dunia dan digunakan untuk mengirim barang dan energi antara Eropa dan Asia serta wilayah lain di dunia.
Gangguan dalam pengiriman ini telah menyebabkan kenaikan harga minyak, sehingga minyak mentah berjangka Brent naik 1,2 persen menjadi lebih dari $80 pada hari Rabu, setelah jatuh menjadi kurang dari $74 pada minggu lalu.
Baca Juga : DK PBB Keluarkan Resolusi yang Tuntut lebih Banyak Pengiriman Bantuan ke Gaza
Perlu disebutkan bahwa setelah serangan rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza, Yaman telah menyerang kapal-kapal yang beroperasi di Laut Merah untuk rezim Zionis Israel, sebagai protes terhadap pemboman dan agresi destruktif rezim ini di Gaza.