Purna Warta – Wakil Presiden (Wapres) Filipina Sara Duterte pada hari Sabtu lalu mengatakan bahwa ia akan membunuh Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr jika suatu waktu ia terbunuh.
Di tengah merebaknya isu perselisihan antara dua keluarga politik terkuat di negara Asia Tenggara itu, Duterte mengatakan pada pers bahwa ia telah berbicara pada seorang pembunuh bayaran dan menyuruhnya untuk membunuh Presiden Marcos, istrinya dan Jubir DPR Filipina, jika dirinya terbunuh.
“Aku telah berbicara pada seseorang. Aku katakan padanya bahwa jika aku terbunuh, bunuhlah BBM (Presiden Marcos), Liza Araneta (istri Marcos) dan Martin Romualdez (Jubir). Bukan gurauan, ini bukan gurauan” ujar Duterte dalam sebuah briefing.
Pernyataan ini ia sampaikan sebagai respon terhadap komentar yang memintanya untuk berhati-hati karena ia sedang berada di wilayah musuh. Ia saat itu sedang berada di gedung kongres rendah bersama staff-staffnya.
“Negara ini sedang berjalan ke neraka karena kita dipimpin oleh seseorang yang tidak tahu menahu bagaimana menjadi presiden dan juga seorang pembohong” ujarnya.
Wapres Sara Duterte dan Presiden Marco mulanya merupakan partner politik yang berhasil menduduki jabatan tertinggi Filipina pada 2022. Aliansi keduanya runtuh di tahun ini akibat perbedaan kebijakan, termasuk kebijakan luar negeri dan kampanye perang anti-narkoba yang dijalankan presiden sebelumnya Rodrigo Duterte
Sara Duterte yang merupakan putri dari presiden pendahulu Marcos mengunduran diri dari kabinet pada bulan Juni lalu sembari menjaga posisinya sebagai wapres Filipina. Pengunduran diri itu menandakan runtuhnya aliansi superpower mereka yang berhasil membawa keduanya di jabatan tertinggi negara.
Jubir DPR Filipina Romualdez yang juga merupakan sepupu dari Presiden Marcos memotong dana kantor wakil presiden hingga hampir dua pertiga menyusul kejadian tersebut.