Purna Warta – Beberapa hari lalu Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa upaya serangan terhadap Turkstream saluran pipa gas Rusia oleh Ukraina merupakan sebuah bentuk terorisme energi. Menteri Luar Negeri Rusia dan CEO Gazprom – Perusahaan gas rusia – bahkan sudah membicarakan situasi tersebut dengan mitra mereka di Turki.
Perdana Menteri Hungaria Peter Szijjarto mengatakan bahwa serangan Ukraina terhadap saluran pipa gas Turkstream merupakan serangan terhadap kedaulatan negara-negara yang menggunakan saluran tersebut.
“Keamanan suplai energi dari sebuah negara adalah perkara kedaulatan. Sehingga, setiap aksi yang menjadi ancaman bagi keamanan suplai energi kami harus dianggap sebagai bentuk ancaman terhadap kedaulatan” tulis Szijjarto di Facebook.
“Saluran gas Turkstream sangat penting dalam hal suplai gas alam di Hungaria dan Eropa Tengah. Rute gas ini sudah beroperasi dengan baik selama bertahun-tahun” tambahnya.
Saluran gas Turkstream itu dimulai dari stasiun kompresor Russkaya diluar kota Anapa dan memanjang hingga kota Kıyıköy, Turki. Lalu dari kota itu, gas-gas alami didistribusikan ke negara-negara di Eropa. Stasiun kompresor sendiri berfungsi untuk menstabilkan tekanan dan laju aliran gas.
Di lain tempat, Menteri Pertahanan Rusia membuat pernyataan bahwa sistem pertahanan negara berhasil menembak jatuh 9 drone Ukraina yang terbang menuju stasiun kompresor Russkaya yang terhubung dengan Turkstream.
Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki, Alparslan Bayraktar mengkonfirmasi adanya upaya serangan terhadap saluran gas Turkstream itu.
Bayraktar mengkonfirmasi adanya serangan tersebut sembari memberi jaminan bahwa aktivitas saluran pipa gas itu tidak terganggu. “Tidak ada interupsi terhadap aliran gas usai penyerangan. Saluran gas terus menyuplai gas dengan kapasitas yang sama seperti sebelumnya” ujarnya kepada para jurnalis.
Turkstream sangat penting dalam distribusi gas alam dari Rusia menuju Turki yang kemudian menuju Eropa. Selain itu, saluran Turkstream juga menjadi satu-satunya rute suplai gas alam Rusia menuju Eropa karena Ukraina menolak memperpanjang perjanjian transit gas . Financial Times melaporkan adanya kenaikan harga gas di Eropa setelah beredarnya berita ancaman serangan tersebut.