Purna Warta – Konflik Ukraina hanyalah satu bagian dari perseteruan besar antara Rusia dan barat. Barat ingin mengalahkan Moskow dengan cara apapun, kata Sergei Lavrov. Dalam sebuah wawancara dengan Izvestia, Lavrov mengatakan bahwa setelah kudeta di Kiev yang disokong oleh barat pada tahun 2014, pemerintahan Ukraina mulai memerangi rakyat mereka sendiri di Donbass.
Permusuhan tersebut hanya bisa dihentikan dengan diadakannya perjanjian Minsk yang memberikan wilyah Donetsk dan Lugansk status khusus. Akan tetapi perjanjian tersebut kini sudah dilanggar dan tak lagi berlaku.
Baca juga: Putin Membantah Tuduhan Rusia Akan Menyerang Eropa
Menurut Lavrov, Pyotr Poroshenko presiden lama Ukraina dan Vladimir Zelensky menekan budaya dan bahasa Rusia di dalam Ukraina. Mereka menerapkan pembatasan yang ketat terkait penggunaan bahasa dan budaya Rusia dalam segala aspek.
Moskow berulang kali meminta negara-negara penyokong Kiev di barat untuk mengecam tindakan dan kebijakan diskriminatif Ukraina tersebut. Namun “Tidak ada satupun dari negara-negara barat yang kini membela Ukraina, tidak satupun dari mereka yang secara resmi mengecam tindakan ilegal tersebut” ujar Lavrov.
“Satu-satunya penjelasan adalah Ukraina hanyalah permukaan dari masalah yang lebih besar. Masalah tersebut adalah tujuan barat yang ingin memberikan kekalahan telak dan strategis kepada Rusia” kata Lavrov.
Secara praktis ini berarti bahwa orang-orang yang menuruti perintah barat dalam misi ini dibolehkan untuk melakukan apapun termasuk mendukung Nazisme secara langsung. Ini sangat menyedihkan, ujar Lavrov.